HEADLINEPERISTIWAPOLITIK & PEMERINTAHANTERKINI

Antisipasi Pembangunan Di Madura Pasca Suramadu, Para Ulama Bangsel Bentuk Forum

 

ulama Bangsel saat bermusyawarah

 

Bangkalan,maduranewsmedia.com– Para Ulama di 5 kecamatan yaitu kecamatan Labang, Kwanyar, Tragah dan kecamatan Modung atau yang dikenal denagn sebutan Bangkalan Selatan (Bangsel) yang terdampak langsung dari pembangunan Madura pasca jembatan Suramadu membentuk Forum komunikasi ulama Bangsel. Dibetuknya Forum ini untuk mengantisipasi pelaksanaan Pembangunan di Madura yang dilakukan oleh pemerintah pusat melalui Badan Pengembangan Wilayah Suramadu (BPWS). “Dengan terbentuknya Forum ini, kepedulian ulama ada dalam pelaksanaan pembangunan di Madura,” kata Ketua panitia, Silaturahmi  Forum Komunikasi ulama dan Masyarakat Bangkalan Selatan (Bangsel), KH Abdul Jalil Talha di Masjid Raudhatul Hidayah Rongkang Kwanyar Barat, Ahad (17/02).

Dikatakan dia, digelarnya acara Silaturahmi  Forum Komunikasi ulama dan Masyarakat Bangkalan Selatan (Bangsel) ini merupakan tindak lanjut Pertemuan para ulama Bangsel di Ponpes Miftahul Tolibin. “Kegiatan ini untuk menindak lanjuti pertemuan para kiai dan tokoh masyarakat pada tanggal 22 Januari 2019 di kedaiaman KH Makmun Nawawi di Ponpes Miftagul Tolibin dengan agenda menyikapi perkembangan pembangunan pasca Suramadu dikecamatan   yang terdampak langsung pembangunan.“ jelas Abd Jalil Talha.

Dijelaskan dia, dalam Silaturahmi  Forum Komunikasi ulama dan Masyarakat Bangkalan Selatan ini  pihak mengundang 10 ulama dari masing-masing kecamatan yang terdampak langsung pembangunan pasca Suramadu ini. “Per kecamatan kita undang 10 orang ulama dan tokoh masyarakat, kegiatan ini murni untuk menyikapi pembangunan dan tidak kaitannya dengan politik baik politiknasional, dan politik lokal,” terangnya.

Sebab kata Abd Jalil talha, Kabupaten bangkalan dan Madura pada umumnya dikenal sebagai masyarakat relegius,berbudaya tinggi seperti apa yang ditanamkan oleh para ulama dan para leluhur. “Latar belakang adanya Forum ini, merupakan bentuk kepedulian, kekuatiran dari para ulama, untuk mengantisipasi pembangunan oleh pemerintah,” tuturnya.

Oleh karena itu imbuhnya, pembangunan di Madura, khususnya di kabupaten Bangkalan harus memperhatikan, nilai-nilai relegius,  budaya dan adat istiadat yang baik yang sudah tertanam di masyarakat, memperhatikan situs-situs sejarah termasuk tumbuhan dan hewan yang terkait dengan sejarah, potensi lokal baik SDM, kekayaan alam, dan potensi perekonomian. “Kita selaku steak holder perlu mengawal pembangunan tersebut agar tidak terjadi membangun di Madura akan tetapi membangun Madura,” katanya.

Ditambahkan Abd Jalil, para ulama Bangsel sepakat adanya  rencana pembangunan di Madura dan rencana tersebut tetap harus berjalan sesuai dengan yang direncanakan. “Agara masyarakat tidak jadi penonton, maka Forum Komunikasi Ulama Bangsel nantinnya berperan bagaimana pembangunan kedepannya,” ujarnya.

Acara pembentkkan Forum Komunikasi Ulama bangsel ini di tempatkan di desa Kwanyar barat, karena ingin menapak tilasi perjuangan Sunan Cendana Kwanyar Tau Syaikh Zainal Abidin. ”Kenapa acara ini diletakkan di masjid pelenggian, kita ingin napak tilas sunan Cendana, sebab perjuangan Sunan Cendana  tidak lepas dari desa Kwanyar Barat,” pungkasnya. (hib/shb)