HEADLINEKESEHATANPENDIDIKANPERISTIWATERKINI

Dinilai Haram, Dua Pondok Pesantren di Burneh Tolak Imunisasi ORI Difteri

pelaksanaan vaksinansi ORI Difteri di SMPN-1 Tragah

Bangkalan,maduranewsmedia.com– Karena dinilai hukumnya Haram, dua Pondok Pesantren di kecamatan Burneh kabupaten Bangkalan menolak santrinya untuk di beri vaksin Outbreak Response Immunization (ORI) Difteri. “Pengurus Ponpes menyatakan bahwa Vaksin ORI Difteri ini hukumnya haram, jadi mereka menolak santrinya di beri vaksin ORI Difteri,” kata Kepala Puskesmas Burneh, Handayaningsih, Senin (12/3/2018).

Dikatakan dia, pengurus ponpes yang menolak santrinya di vaksin ORI Difteri ini meminta kepada petugas puskesmas Burneh untuk menunjukkan bukti fisik jika vaksin yang akan disuntikkan itu halal. “Mereka meminta bukti fisik jika vaksin ini halal, jika ada bukti fisik mereka kemungkinan menerima petugas dari puskesmas,” katanya.

Karena pengurus ponpes menolak petugas yang akan memberikan imunisasi ORI Difteri, maka pihkanya meminta kepada pengurus ponpes untuk menanda tangani surat penolakan. “Ya mereka mau menanda tangani surat penolakan,” terangnya Yani panggilan akrabnya Kepal Puskesmas Burneh ini.

Dijelaskan, ditolaknya petugas Puskesmas Burneh untuk melakukan imunisasi ORI Difteri di pOndok pesantren ini disebabkan kurangnya sosialisasi. “Kedepan harus ada sosisialisasi, Dinkes bisa bekerjasama dengan Disdik, agar tidak terjadi lagi penolakan terhadap petugas yang akan melakukan imunisasi,” katanya.

Sementara itu Kadinkes Bangkalan, Ach Muzakki melalui Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Abd Walid Yusufi, menjelaskan, penolakan yang terjadi di kecamatan Burneh itu karena mereka tidak tahun pentingnya imunisasi ORI Difteri. “Mungkin kurang pemahaman terhadap pentingnya imunisasi,” kata Walid.

Dikatakan Walid, pelaksanaan Imunisasi ORI Difteri ini akan dilakukan dalam tiga putaran, putaran pertama dilakukan mulai awal bulan Pebruari hingga bulan Mei yang dilakukan  di sekolah-sekolah dan posyandu. “Vkasinansi ORI Difteri akan dilakukan tiga putaran, putaran pertama bulan pebruari,  kedua bulan Juni,  dan putaran ketiag bulan Nopember, dengan sasaran anak mulai 1 tahun  hingga 19 tahun,” jelasnya.

Dijelaskan Walid Yusufi, Vaksin ORI Difteri ini akan dilakjukandi   281 desa dan kelurahan di tambah siswa sekolah SD< SMP dan SMA dengan   target estimasi 326.114 dengan target rielnya 206.552. “Sementara capaian vaksinasi yang telah kita lakukan hingga saat ini 219.078 atau 73, 88 persen,” terangnya.

Ditambahkan Walid Ysufi, selama pelaksanaan Vaksin ORI Difteri tidak ada kendala, semuanya berjalan lancar. “Ya penolakan dari ponpes di kecamatan Burneh itutermasuk salah satu kendala yang kita hadapi,” pungkasnya. (hib/shb)