HEADLINEPERISTIWAPOLITIK & PEMERINTAHANTERKINI

Lapangan Kerja Minim, Warga Bangkalan Lebih Memilih Menjadi TKI Ke Luar Negeri

 

: para pencari kerja saat mencari informasi lowongan kerja di kantor Dinsos Nakertrans Bangkalan
: para pencari kerja saat mencari informasi lowongan kerja di kantor Dinsos Nakertrans Bangkalan

Bangkalan,maduranewsmedia.com– Masih minim-nya lapangan pekerjaan membuat masyarakat di Kabupaten Bangkalan lebih memilih menjadi Tenaga Kerja Indonesia (TKI) keluar negeri. Dari data yang ada di Dinsos Naker tran kabupaten Bangkalan, negara tujuan yang mereka pilih  adalah Malaysia, Singapura, Hongkong, Taiwan dan Korea. “Pada tahun 2016 ini ada sebanyak 66 orang yang menjadi TKI, tujuannya di Asia,” kata Kepala Dinsos Nakertrans Bangkalan, Yulianto melalui   Kabid penempatan tenaga kerja, Takdir Mulyanto, Jum,.at (30/9)

Dikatakan dia, para TKI dari abupaten Bnagkalan ini di luar negeri bekerja dibidang eltronik, perkebunan dan kontruksi bangunan. “Kalauke Korea pada umumnya bekerja di eletronik kalau yang di Malaysia bekerja di kontruksi bangunan ada juga yang diperkebunan,” jelas Takdir panggilan akrabnya takdir Mulyanto.

Lebih lanjut Takdir Mulyanto menjelaskan, jumlah pencari kerja di kabupaten Bangkalan tahun 2016 ini yang terdata di Dinsos Nakertrans sebanyak 189 orang, dengan perincian lulusan SMA sebanyak 60 orang, luluasan S-1 23 orang dan diploma sebanyak 37 orang. “Ini data mulai Januari hingga Agustus 2016,” terangnya.

Sementara untuk tahun 2015 kata Takdir, jumlah pencari kerja seabnyak 593 orang dan sebanyak 226 orang telah memperoleh pekerjaan. “ Kalau merek ayang bekerja di bangkalan ini banyak yang menjadi karyawan toko 160 orang, Bank dan perusahaan yang ada di kabupaten Bangkalan,” tuturnya.

Ditmabhkan Takdir, karena masyarakat masih banyak yang minat menjadi TKI ke luar negeri, maka pihaknya selalu mensosialisasikan agar tidak menjadi TKI ilegal. “Kita berupaya mensosialisaikan masalah TKI ilegal,  sosialisasi kita lakukan ke kecamatan kecamatan, seperti kecamatan Kokop, Tanjung Bumi, Sepuluh serta perangkat desa dan tokoh masyarakat. Dalam setiap sosialisasi  pasti ada eks TKI, sehingga terjadi tanya jawab antara peserta dan nara sumber, sosialisasi ini kita lakukan untuk mengurangi TKI ilegal,” pungkasnya. (hib/shb)