HEADLINEKESEHATANPERISTIWATERKINI

Pasien DBD Membludak, Ruang lobi RSUD Syamrabu Ditempati Pasien

pasien DBD menempati ruang lobi di RSUD Syamrabu Bangkalan
pasien DBD menempati ruang lobi di RSUD Syamrabu Bangkalan

Bangkalan,Maduranewsmedia.com–  Pasien penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di Rumah Sakit Syarifah Ambami Rato Ebuh (Syamrabu) membludak. Untuk menampung pasien-pasien tersebut, pihak rumah sakit menggunakan ruang lobi sebagai tempat rawat inap pasien. “Sejak akhir Januari Pasien-pasien di Rumah sakit Syamrabu terus membludak, kami tidak bisa menolak pasien, jadi terpaksa kami memanfaatkan ruang lobi untuk tempat rawat inap,” kata Wakil Direktur dan Pelayanan RSUD Syamrabu Bangkalan, Nunuk Kristiani, Jum,at (05/02/2016).

Dikatakan dia, jika pada hari-hari biasa, ruang rawat inap di RSUD Syamrabu menampung 31 pasien, namun saat ini satu ruang rawat inap harus menampung 64 pasien. “Tempat tidur atau Bed ditiap-tiap ruangan itu hanya 31, saat ini ruang rawat inap ada yang menampung 64 pasien rujukan dari puskesmas-puskesmas. Kami berusaha untuk melayani, kami melakukan pendekatan kepada pasien untuk ditempatkan diruang lobi, dan mereka tidak menolak dan tidak mengeluh,” jelasnya.

Dijelaskan  Nunuk Kristiani, pasien-pasien yang di rawat di RSUD Syamrabu tidak hanya pasien penyakit DBD, akan tetapi pasien penyakit lainnya sperti diare dan typus. “Kalau pasien DBD-nya ada 32 pasien anak-anak dan 17 orang pasien Dawasa, lainya ada penyakit Diare, Typus dan penyakit lainnya,” terangnya.

Lebih lanjut Nunuk Kristiani menjelaskan, meskipun jumlah pasien di RSUD Syamrabu terus membludak, pihaknya berupaya untuk memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat. “Setiap hari kami menerima pasien sekitar 300 orang baik pasien rawat inap maupun pasien rawat jalan, sementara jumlah Bed kami seluruhnya ada 375 bed,” katanya.

Kadinkes Bangkalan, Nur Aida Rachmawati ketika di konfirmasi membludkanya jumlah penderita DBD menjelaskan, sejak bulan Januari memang ada kenaikan jumlah penderita DBD. “Dari tahun ke tahun memang puncak nya penyakit DBD ini pada bulan Januari hingga Pebruari. Meskipun Dinkes sudah mengatisipasi  sejak bulan Oktober yang lalu, tapi tetap terjadi peningkatan. Bulan Okt 2015 jumlah penderita  34 penderita, Nopember,  31 penderita,  Desember ada  48 penderita dan
Pada bulan Januari ini ada 108 penderita,” jelasnya.

Namun kata Nur Aida Rachmawati, apabila  dibandingkan dengan jumlah penderita DBD pada tahun lalu pada bulan yg sama yaitu bulan Januari tahun 2015, jumlah ini jauh lebih kecil, karena pada bulan Januari  tahun 2015  ada 308 penderita DBD. “Pada saat hujan mulai turun dan mulai ada genangan-genangan  air. Pada bulan  Oktober 2015, Dinkes sudah mulai melakukan antisipasi dini dengan  mengendalikan vektor pembawa kuman penyakitnya, yaitu Nyamuk dengan pemberantasan sarang Nyamuk  dan penyebaran abate,” pungkasnya. (hib/shb))