HEADLINEKESEHATANPERISTIWATERKINI

Ratusan Warga Sumenep Ikuti Operasi Katarak Gratis  Yang Digelar NU

Operasi katarak
Operasi katarak

Sumenep, maduranewsmedia.com -Ratusan masyarakat miskin di Kabupaten Sumenep mengikuti operasi katarak gartis di RSUD Moh Anwar Sumenep. Menurut Kepala Dinas Kesehatan Sumenep A Fahtoni, masyarakat miskin yang mengikuti kegiatan tersebut sebanyak 130 orang. “Sebenarnya ketika disosialisasikan pendaftar mencapai 1000 orang, namun karena beberapa faktor, diantaranya pendaftar mempunyai penyakit diabet dan lainnya, sehingga harus mundur sebab harus menstabilkan kondisinya terlebih dahulu,” jelas Fathoni, Sabtu  (16/4/2016).

Penyebab utamanya lanjut Fathoni, karena paparan sinar matahari yang begitu intens di Kabupaten Sumenep, khususnya kepada para nelayan dan petani. Karena ketika didata kebanyakan penderita katarak adalah masyarakat dengan dua profesi tersebut. “Sementara untuk petani garam rakyat jarang ditemui, karena mereka rata – rata sudah memakai tudung kepala, yang lumayan mampu melindungi sinar matahari langsung ke mata,” imbuhnya.

Kegiatan bakti sosial operasi katarak tersebut merupakan kerja sama antara pemkab Sumenep, yakni RSUD Moh Anwar, PWNU, LKNU Persatuan Dokter Mata Spesialis Mata Indonesia (Perdami) dan salah satu produsen ynag bergerak dibidang jamu yakni PT Sido Muncul. “Terwujudnya kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari perjanjian kerja sama dengan NU untuk baksos operasi katarak sebanyak 3000 mata di tahun 2015 lalu,” papar Senior PR Manager Sido Muncul Nanik R Sunarso.

Pihaknya berharap program tersebut bisa berkelanjutan untuk membebaskan masyarakat dari katarak. Sementara itu Direktur RSUD Moh Anwar Sumenep Fitril Akbar menyambut positif kegiatan tersebut. Menurutnya, baksos katarak tersebut bisa membantu program pemerintah dalam kesejahteraan masyarakat. “Kami hanya menyediakan tempat dan fasilitas lainnya saja, sementara tenaga dokter langsung dari Perdami.” Ujar Fitril.

Senada dengan Fitril, ketua PC NU Sumenep KH. Pandji Taufik berharap kegiatan serupa semakin sering digalakkan, terutama di Kabupaten Sumenep yang masih memiliki banyak masyarakat kurang mampu. “Semoga ini bukan yang pertama dan terakhir, tetapi terus berkelanjutan,” pungkasnya. (hri/shb)