HEADLINEPERISTIWAPOLITIK & PEMERINTAHANTERKINI

Seperti Inilah Nasib Pedagang Wisata Kolam Renang Goa Pote Paska Ditutup

pedagang kolam Renang Goa Pote Pasrah
pedagang kolam Renang Goa Pote Pasrah

Bangkalan, Maduranewsmedia.com- pagi itu sinar matahari di kawasan wisata kolam renang Goa Pote Desa Jaddih kecamatan Socah bersinar cerah, apalagi pada hari minggu, sebelum kolam renang goa pote itu ditutup, ratusan wisatawan domistik  memadati arae kolam renang goa pote yang berada diatas perbukitan kapur itu. Namun pada hari Minggu paska ditutupnya goa pote tersebut, tak ada pengunjung yang datang, meskipun ada mereka tidak bisa berenang karena air di kolam itu sudah dikuras. Ditutupnya kolam renang goa pote itu berdampak kepada para pedagang yang berjualan dikawasan wisata bukit kapur itu. Setelah kalam renang itu ditutup dan tidak ada aktivitas lagi, para pedagang resah, mereka yang selama ini berjualan dan mengantungkan ekonominya dari para pengunjung kolam renang, kini mereka menganggur dan kalau pemerintah tidak segera membuka kolam renang itu, mereka kuatir tidak bisa membiayai pendidikan anak-anaknya. “Ya mau gimana lagi kalau sudah ditutup kita kembali nganggur,” kata Siti Sariyah yang baru ditinggal mati suaminya, Minggu (28/02/2016).

Janda dengan 4 orang anak itu, selama ini memang menjadi punggung ekonomi keluarga setelah berjualan di kolam renang Goa pote.  Siti Sariyah bingung kalau kolam renang Goa Pote tidak segera dibukan. “Anak saya empat orang, mereka ada di pondok Pesantren semua, ya saya membiayai sekolah anak hasil dari berjualan disini, adanya kolam ini bisa membuka pekerjaan baru bagi saya,” kata Sariyah sambil mengusap air matanya.

Dikatakan Siti Sariyah, duluu sebelum berjualan dikolam renang Goa Pote, dirinya bekerja sebagai kuli batu di bukit kapur itu. Pada saat menjadi kuli batu kapur penghasilan yang diterima Siti sariyah selama dua Rp 60 ribu. Namun setelah kolam renang dibuka, dirinya berjulan kopi dan minuman disekitar kolam itu membuat penghasilannya lebih besar daripada saat menjadi kuli batu kapur. “Berjulan dikolam ini hasilnya lumayan, kalau hari lubur dan hari lebaran omzetnya penjualannya bisa mencapai Rp 500  hingga 1 juta/hari. Kalau hasil bersih berjualan ya Rp 200 ribu hingga Rp 300 ribu/hari,” tuturnya.

Hal senada jug adiungkapkan oleh Maliyah (40), ibu 4 orang anak ini mengaku bingung setelah kolam renang Goa Pote ditutup. “kalau terus ditutup saya mau bekerja apa ? mau bekerja sebagai petani sawah saya ngak punya,” katanya dengan mata berbinar-binar.

Maliyah sangat mersakan dampak positif dari adanya kolam renag Goa Pote itu. Karena sejak berjualan di kolam renang itu, dirinya tidak merasa kesulitan untuk mengais rupiah. “Saya ngak tahu mau mencari uang kemana kalau Goa Pote ini ngak segera dibuka,”Jualan disini enak, ngak pakek ditarik karcis oleh pemiliknya, dan jualannya ramai,” katanya.

Para pedagang di Goa Pote itu mengharapkan agar pemerintah segera membuka kembali wisata kolam renang Goa Pote itu. “Kami sangat berharap kolam ini segera dibuka, sehingga kami bisa berjualan kembali,” kata Maliyah.

Pengelola Kolam Renang Goa Pote, H Mustofa, menjelaskan, jumalh pendgang yang berjualan di sekitar kolam renang ada sebanyak 16 orang. Selain 16 orangyang berjualan, kadang kala ada para pedagang yang datang dengan sepeda dan gerobaknya. “Kalau yang bawa gerobak seperti bakso, es Degan dan pedagang keliling lainnya kadang ada sampai 30 orang,” katanya.

Dikatakan H Mustofa denga  ditutupnya Kolam Goa Pote ini ada sekitar 80 orang yang saat ini menganggu. “Kalau Pekerja Kolam, mulai dari tukang parkir, tukang bersih-brsih dan pengawasnya kurang lebih 50  orang ditambah lagi para pedagang yang ada disekitar kolam,” tutrunrnya

H Mustofa mengharpkan, pemerintah kabupaten bangkalan mempercepat proses perijinan yang saat ini tengah diurus. “Ya kami berharap secepatnya proses perijinan ini kelar, agar mereka tidak lama-lama menganggur,” pumgkasnya.(hib/shb).