FEATUREDHEADLINEMEDURREH ONGGUPERISTIWATERKINI

Yang Tersisa Dari Peringatan Tahun Baru Islam Di Bangkalan, Nelayan Lebbhek Dan Bandaran Gelar Rokat Tasek Sambil Memanggil Nama-Nama Ikan

Para Nelayan saat melarungkan miniatur perahu yang telah diisi sesajen

Bangkalan,maduranewsmedia.com- Pagi itu matahari bersinar cerah, tidak seperti biasanya, para nelayan di Dua kampung yaitu Kampung Lebbhek Kelurahan Pangeranan dan Kampung Bandaran kelurahan Pajagan kecamatan kota kabupaten Bangkalan tidak melaut, mereka sibuk menghiasi perahu-nya dengan berbagai aksesori dan bendera merah putih. tidak melautnya nelayan di dua kampung itu dikarenakan mereka akan menggelar ritual rokat Tasek dalam rangka memperingati tahu baru Islam.

Jarum jam yang pendek menunjukkan pada angka 8, semua nelayan sudah berkumpul dengan memakai baju muslim di pinggir sungai Lebbhek. para nelayan mengelilingi tumpeng lengkap dengan jajan pasar lengkap dengan dua kepala sapi sebagai persiapan untuk acara Rokat Tasek. Sebelum Tumpeng itu dipotong, para nelayan dengan dipimpin oleh seorang Ustad berdo,a dengan membaca surat-surat didalam Al-qur,an “Pelaksanaan rokat tasek ini diawali dengan do,a bersama,” kata Tokoh Nelayan Kampung Bandaran dan Kampung Lebbhek, Sunarto, Sabtu (22/08/2020).

Setelah melakukan doa, bersama, kemudian para nelayan naik ke perahunya masing-masing untuk melepas miniatur perahu yang sudah diisi dengan Tunpeng, kepala sapi, 7 macam jajanan pasar. “Ada sekitar 120 perahu, kalau nelayan dan kelurganya yang ikut rokat tasek ada sekitar 350 nelayan,” jelas Narto sapaan akrabnya tokoh nelayan ini.

Ratusan perahu yang sudah dihias serta miniatur perahu itu kemudian dibawa ke “Longaben” atau muara sungai  untuk dilarungkan. “Jauhnya longaben atau muara itu sekitar 1 mil lepas pantai, perjalananya ditempuh selama 30 menit-lah, ya semua nelayan ikut untuk melarungkan miniatur perahu yang sudah diberi sesajen,” terangnya.

Selama perjalan menuju “Longaben” atau muara para nelayan membaca Solawat dan memanggil nama-nama ikan, seperti Kepiting, udang dan Birsa atau rajungan. “Dengan memanggil nama-nama ikan itu, para nelayan berharap ketika nanti pada saat melaut mendapat tangkapan ikan kepiting, Birsa dan udang,” tuturnya.

ditambahkan Narto, tradisi rokat tasek di dua kampung nelayan di kecamatan kota bangkalan ini dilakukan rutin setiap tahun, tujuannya agar para nelayan ketika melaut mendapatkan ikan yang banyak, serta diberi keberkahan oleh allah SWT. “Para nelayan berbeda-beda didalam memperingati tahun baru Islam, Kalau nelayan di Kamal, mereka menghiasi perahunya dan makan ketupat bersama-sama di tengah laut, di daerah lain mungkin berbeda,” katanya.

jadi kata Narto, ritual rokat tasek yang dilakukan oleh nelayan di dua kampung di kecamatan kota ini tujuannya untuk berdo,a kepada Allah swt agar supaya memperoleh keberkahan pada saat melaut. “Pada intinya berdo,a minta keberkahan kepada Allah,” pungkasnya. (hib/shb)