HEADLINEPERISTIWAPOLITIK & PEMERINTAHANTERKINI

Benih Tidak Tumbuh, Program Swasembada Kedelai Di Bangkalan Terancam Gagal

bantuan benih kedelai yang diterima Poktan

Bangkalan,maduranewsmedia.com – Program Swasembada Kedelai Di Bangkalan Terancam Gagal, pasalnya, Bantuan bantuan  benih kedelai dari Dinas Pertanian Tanaman Pangan Holtikultura dan Perkebunan (Dispertapahorbun) Kabupaten Bangkalan yang diberikan kepada kelompok tani (Poktan) diterima dalam kondisi kapangan dan bau sehingga benih tersebut tidak tumbuh pada saat ditanam. Dari 18 kecamatan  Poktan penerima bantuan benih kedelai, benihyang ditanah poktan di 5 kecamatan yaitu Kwanyar, Modung, Blega, Kamal, Tanah Merah tidak tumbuh. “Benihnya ngak bisa tumbuh mas, kalaupun ada yang tumbuh, itu sangat sedikit dan pertumbuhannya kerdil lagi, jadi jangan berharap ada hasilnya,” kata salah seorang anggota Poktan di kecamatan Tanah Merah, Maruki, Ahad (15/5/2019).

Hal senada disampaikan oleh anggota Poktan lainnya. Menurut anggota Poktan ini bantuan benih kedelai yang diberikan oleh Dinas Pertanian itu kurangb tepat. “Bantuan benih kedelai ini kurang tepat ditanam di wilayah kami. Mendingan kami diberi bantuan benih Kacang tanah atau benih Jagung yang bagus agar lebih bisa bermanfaat,” katanya.

Plt Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan Holtikultura dan Perkebunan (Dispertapahorbun) Kabupaten Bangkalan, Edi dikonfirmasi melalui  melalui Kabid Tanaman Pangan, Geger Heri Susianto mengatakan, program bantuan benih kedelai itu bkan programnya Dinas Pertanian Tanaman Pangan Holtikultura dan Perkebunan kabupaten Bangkalan. “Bantuan benih Kedelai ini dari Dirjen Tanaman Pangan Kementrian Pertanian, ini program pemerintah pusat, kami tidak tahu bentuk barangnya seperti apa ? semua penunjukan dilakukan dari pusat,” kata Geger panggilan akrabnya Kabid Tanaman pangan itu.

Dikatakan dia, program bantuan benih kedelai itu sudah berlangsung selama 3 tahun sejak tahun 2017.”Agar kami tidak kecolongan dalam program bantuan benih Kedelai ini, pada saat pendistribusian benih ini, saya minta satu truk untuk mampir dikantor dinas dulu, saya ngambil sampel untuk ditanam apakah pertumbuhannya bagus atau tidak,” terangnya.

Memang kata Geger pada saat kelompok tani menanam benih kedelai ini, ada benih yang tumbuh dengan baik ada yang tidak tumbuh. “Tehnisnya para petani tidak langsung menanamnya, seharusnya benih itu dibuka dulu, dijemur dulu baru ditanam. Saya akui memang ada  ketidak singkronnya antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah, hal ini karen apusat  tidak melihat potensi yang ada didaerah,” tuturnya.

Sementara itu pimpinan CV Karomah Mandiri, Abd Karim selaku Suplayer bantuan Benih Kedelai itu ketika dikonfirmasi melalui Handphone mengaku tidak tahu kalau benih kedelai tidak tumbuh. “Saya ngak tahu kondisi lapangan mas, sebab benih kedelai  itu sudah dikawal dan diuji oleh Kementerian, per saknya dilihat dulu,kemudian  ditimbang dan di cek langsung oleh petugas dari kementerian,” kilahnya.

pimpinan CV Karomah Mandiri Distributor benih kedelai Varietas  Alusmoro itu mengaku sudah jenuh mengerjakan pendistribusian benih kedelai ini  “Saya sebenarnya sudah malas, kenapa ? karena sistemnya sekarang ini sistem kontrak dari pusat, terus tidak seperti bantuan benih yang biasa dilakukan langsung masuk ke kelompok tani. Sebab apa, ini pasti akan bermasalah dilokasi. Karena kedelai ini memang rawan, rawan segalanya. Berbeda dengan padi atau jagung. tekanan lingkungan dan kelembaban udara sangat mempengaruhi sekali,” ujar Abd Karim

ketika disinggung dengan adanya kualitas benih kedelai yang jelek, Abd Karim mengelaknya. ”Saya tidak mengatakan benih saya jelek, kalau benih saya jelek, saya bunuh diri mas. Karena itu kontrak, dan pembayarannya 3 sampai 4 bulan. Jadi Petani sudah panen, benih saya belum dibayar. Jadi kalau saya mengirim benih  jelek, pasti tidak dibayar oleh Pemerintah.” Pungkasnya. (hib/shb)