HEADLINEPENDIDIKANPERISTIWAPOLITIK & PEMERINTAHANTERKINI

Ditantang Debat Soal RTRW Oleh Aktivis PMII,  Bupati Pamekasan Tak Temui Pendemo

massa PMII Saat berunjuk rasa di kantor pemkab Pamekasan
massa PMII Saat berunjuk rasa di kantor pemkab Pamekasan

Pamekasan, maduranewsmedia.com– Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Pamekasan, menggelar aksi ke kantor bupati pamekasan tekait Peraturan Daerah (Perda) Nomor 16 tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah. Selasa (1/11/2016).

Puluhan aktifis ini mempersoalkan banyak pohon-pohon yang menghiasi kota pamekasan digunduli. Seperti di taman Putre Koneng Jalan Trunojoyo, Kelurahan Patemon, Kecamatan Pamekasan. Di taman  itu pohon digundul akibat pekerjaan proyek sheet file milik Pekerjaan Umum (PU) Pengairan Pamekasan.

Padahal pohon-pohon tersebut saat membeli menggunakan dana APBD. “Tetapi  kenapa kok sekarang di gundul. Itu kan, namanya pemborosan anggaran saja.dan pihak pemerintah sendiri tidak memiliki dasar perencanaan yang mateng oleh sebab itu, saya tangtang bupti pamekasan achmad safii, untuk berdebat soal perda tersebut. Ayo bupati kalau berani keluar, temui kami. Jangan ngumpet di kantornya,” Teriak pendemo dengan nada lantang.

Setelah beberapa menit kemudian peserta aksi gagal menemui bupati hanya di temui oleh seketaris daerah (sekda) pamekasan, masa sangat kecewa kepada bupati pamekasan setiap masyarakat menyampaikan aspirasi tidak pernah ditemui, padahal surat pemberitahuan sudah di layangkan beberapa hari sebelumnya.

Ketua Umum PC PMII Pamekasan, Miftah, mengatakan jika Pemkab dalam hal ini bupati  berkenaan untuk debat bersama PMII, maka pihaknya akan segara memedias i“Atau langsung debat sekarang tidak masalah, ayo keluar, Jika berani, bupati ayo keluar, mari kita diskusi bersama, atau debat bareng nanti jika berkenaan ” kata Miftah. Selasa (1/11/2016).

Sayangnya, Bupati Pamekasan Achmad Syafii tidak bisa menerima tantangan massa PMII. Salah satu alasannya memiliki kegiatan penting yang tidak bisa ditinggalkan. “Bapak bupati memang ada, tapi ada kegiatan yang tidak bisa ditinggalkan,” kata Sekretaris Daerah (Sekda) Pamekasan, Alwi Beiq. (rhm/shb)