GM/Presiden PHE WMO Terkesan Taman Pendidikan Mangrove
Bangkalan,maduranewsmedia.com – Hamparan taman konservasi, Taman Pendidikan Mangrove di Desa Labuhan, Kecamatan Sepulu membuat General Manager (GM)/Presiden Pertamina Hule Energy West Madura Offshore (PHE WMO), Kuncoro Kukuh terkesan. Bersama para pejabat dan istri, perlahan ia menyusuri geladak kayu sejauh 300 meter yang membelah hutan mangrove, Jumat (4/8/2017).
Kehadiran Kukuh, begitulah ia akrab disapa, di taman konservasi itu merupakan kesempatan pertama sejak dua bulan dirinya menjabat sebagai GM/presiden. Sementara konservasi mangrove yang dipelopori Pertamina Hulu Energy West Madura Offshore (PHE WMO) di mulai sejak tahun 2014.
“Ini sudah bisa mewakili bagaimana ekosistem pesisir laut. Mungkin sekarang tidak seberapa dirasakan. Namun kelak, anak cucu kitalah yang akan merasakan,” ungkap Kukuh.
Kendati demikian, ia masih menemukan sejumlah kekurangan seperti halnya kebersihan dan minimnya sign board atau papan informasi sebagai imbauan dan petunjuk kepada para pengunjung.
“Seperti papan imbauan keselamatan agar pengunjung tidak duduk atau bersandar di pembatas pinggir geladak. Papan imbauan ‘Dilarang Mesum’ dirubah dengan kalimat yang enak dibaca. itu terkesan menuduh (mesum),” jelasnya.
Ia berharap, kehadiran Taman Pendidikan Mangrove itu mampu memberikan edukasi bagi masyarakat sekitar dan pengunjung. Terutama bagi anak-anak agar bisa belajar peduli terhadap ekosistem pesisir pantai. “Ini masalah ekosistem, abrasi, ikan, dan terumbu. Kita kembalikan ke awal. Karena apapun itu, yang merusak adalah tangan-tangan manusia,” harapnya.
Sekretaris Poktan Cemara Sejahtera Syahril (46) mengatakan, semenjak Taman Pendidikan Mangrove resmi dibuka untuk umum pada November 2016, jumlah pengunjung terus bertambah. Terutama di masa liburan sekolah dan libur panjang lebaran.
“Akses jalan menuju lokasi sampai macet, karena sempit. Hingga saat ini, masih menjadi pemikiran kami untuk menemukan solusi,” ungkap pemenang Local Hero Pertamina 2016 Kategori Pertamina Hijau itu.
Selain menjadi destinasi wisata, taman konservasi tersebut juga menjadi destinasi penelitian para mahasiswa di Jawa Timur untuk dijadikan bahan pembuatan skripsi. “Biasanya mahasiswa yang datang berkelompok menginap di camping ground, menggunakan tenda,” pungkasnya. (hib/shb)