Inilah Jawaban Pelatih PSS Sleman Ketika Dikalahkan Madura United
Sleman, maduranewsmedia.com– Rekor tak pernah kalah PSS Sleman di semua laga baik ketika uji coba dan turnamen di tahun 2017 pecah di Maguwoharjo International Stadium (MIS), saat Menjamu Madura United (MU), PSS dipaksa menyerah dengan skor telak 0-3. Sabtu, (1/4/2017) malam.
Secara hasil, Pelatih PSS, Freddy Muli merasa kecewa. Namun jika melihat kualitas lawan kali ini, sangat kuat dan sudah punya nilai jam terbang ia memakluminya. “Madura United punya pengalaman lebih, pemain mereka juga punya jam terbang tinggi, saya maklum jika para pemain terlihat keteteran tadi,” kata Freddy usai pertandingan.
“Mereka sudah berjuang keras di pertandingan ini, saya akui lawan kita kali ini punya pengalaman dan jam terbang lebih tinggi, tapi kita jadi punya bahan untuk evaluasi,” kata Freddy.
Menelisik lebih dalam, nyaris semua gol yang tercipta dari MU dianggap bermula dari kesalahan pemain sendiri. Utamanya pos pertahanan yang kurang siap. Misalnya gol pertama Bayu Gatra yang lahir dari tendangan first time. Kala itu, Bayu berdiri bebas tanpa ada pengawalan.
Lalu berlanjut di dua gol dari R Fauzi dan Fandi Eko, juga lahir dari permainan terbuka. Ada sedikit miss komunikasi di pos belakang antara siapa pemain yang bertugas menjaga atau menutup ruang gerak pemain lawan. pemain MU dengan leluasa menceploskan bola ke gawang Try Hamdani.
Pelatih PSS, Freddy tetap memberi pujian kepada seluruh pemainnya.Tampil di hadapan suporter sendiri, PSS kalah dengan skor telak 0-3. “Karena materi yang saya berikan ke pemain soal sistem compact defense ini belum lengkap, jadi masih ada celah, apalagi jika harus menghadapi tim seperti MU,” terang Freddy.
Perlu diketahui, sebelumnya sistem compact defence ini pernah sukses diterapkan Freddy saat menahan Persipura di Piala Presiden. Sistem ini mengharuskan semua pemain PSS bergerak secara seragam saat bertahan. Tetap menjaga jarak antar pemain jadi kunci sistem ini. Bergeser ke pos depan, melawan MU Freddy mengaku sedikit kesulitan meningkatkan daya dobrak PSS di babak kedua. Ia hanya bisa mengganti dua wing masing-masing wingback dan winger dari Angga dan Revi. Sementara di lini depan, Freddy tak bisa melakukan penyegaran.
Satu-satunya stok pemain bertipikal penyerang murni, Tony Yuliandri tak bisa dimainkan karena cedera hamstring. Praktis, Risky yang mulai kelelahan sedikit dipaksa tetap bermain sampai 90 menit. “Tidak ada pilihan pemain untuk striker, padahal seharusnya ada pergantian,” kata Freddy.
Pada akhirnya, Freddy tetap puas dengan progres yang ditunjukkan anak asuhnya. Satu yang ia cermati, adalah ketika Busari cs mendapat tekanan seperti saat melawan MU. Ini jadi semacam simulasi kompetisi, saat PSS juga mendapat tekanan berlebih dari lawannya nanti.Yang jelas, sudah punya setumpuk bahan evaluasi untuk tim jelang kompetisi Liga 2 nanti.”Banyak bahan evaluasi, dan ini bagus untuk kita semakin lebih baik lagi di kompetisi mendatang, masih ada waktu untuk memperbaiki kesalahan sebelum kompetisi,” pungkas Freddy. (rhm/shb)