Jadi Korban Proyek Pelebaran Jalan, Sebanyak 2.600 Pelanggan PDAM Pamekasan Alami Krisis Air
Pamekasan, madurunewmedia.com – Warga di wilayah kota Kabupaten Pamekasan mendadak krisis air. Terutama warga yang sudah bertahun-tahun menjadi pelanggan perusahaan daerah air minum (PDAM). Sedikitnya terdapat 2.600 pelanggan mulai kelimpungan mencari air untuk kebutuhan sehari-hari. Kondisi ini terjadi selama satu minggu.
Berdasarkan data yang dihimpun dari PDAM setempat, sebanyak 2.600 pelanggan ini tersebar di tiga titik wilayah perkotaan. Masing-masing, warga di sepanjang jalan Diponogoro hingga Damri, jalan Wahid Hasyim dan Desa Murtajih Kecamatan Pademawu. Selama satu minggu mereka resah akibat aliran air dari PDAM mampet.
Salah seorang pelangan PDAM Rasidi (35) warga Murtajih mengaku, untuk mendapatkan air bersih maka warga harus mengeluarkan biaya yang cukup besar. Sebab, mereka mengandalkan tenaga abang becak untuk mengangkut air bersih setiap hari. Menurutnya krisis air di daerahnya terjadi selama empat hari.
”Untuk mendapatkan air kami membayar ongkos tukang becak. Dua kali angkut ongkosnya Rp50 ribu. Memang untuk airnya tidak beli, tapi kasihan tukang becaknya, lokasi pengambilan airnya jauh,” ujarnya, Kamis (4/9/2016).
Realitas tersebut, cukup diakui oleh Direktur PDAM Pemkab Pamekasan, Agus Bachtiar. Menurutnya, selama seminggu ini pipa penyalur air terhadap warga memang tidak berfungsi dengan baik. Sebab, pipa yang sudah tertanam ke setiap pelanggan rusak akibat pekerjaan proyek pelebaran jalan wilayah kota.
”Dengan adanya pelebaran jalan ini, jelas mengganggu. Sudah sekitar satu minggu air tidak mengalir sesuai kapasitas. Sekarang kondisi pipa sudah rusak semua. Kami harus ganti dengan yang baru,” katanya.
Agus sapaan akrabnya Direktur PDAM itu menegaskan untuk mengoptimalkan kembali aliran air ke pelanggan cukup membutuhkan anggaran besar. Per satu titik di suatu wilayah membutuhkan pipa dengan anggaran mencapai Rp75 hingga Rp100 juta. Menurutnya rusaknya pipa saluran PDAM terhadap warga merupakan dampak pelebaran jalan.
”Tapi dari Dinas PU sudah ada koordinasi dengan kami bahwasanya ada pelebaran dan semacamnya. Berkenaan dengan ganti rugi silakan tanyakan ke dinas terkait. Sebenarnya kami sudah komunikasi mengenai ganti rugi ini, tolong dibantu,” pungkas Agus. (rhm/shb)