HEADLINEPERISTIWAPOLITIK & PEMERINTAHANTERKINI

Jaringan Internet Belum Merata,  E-Warung  Belum Bisa Diterapkan di Bangkalan

raskin
raskin

Bangkalan,maduranewsmedia.com– Penggunaan E-Warung masyarakat miskin (maskin) sebagai pengganti penyaluran beras miskin (raskin) belum bisa diterapkan di Kabupaten Bangkalan. Hal ini disebabkan belum meratanya fasilitas E-Warung, terutama jaringan internet di pelosok desa di Bangkalan.

Kabag Perekonomian Sekretariat Pemkab Bangkalan H SAJ Sutrisno menjelaskan, Kementrian Sosial saat ini masih melakukan trial di sembilan kota di Jatim dan 44 kota se Indonesia. “Untuk di Jatim, di antaranya Surabaya, Malang, Sidoarjo, dan Madiun. Bangkalan belum karena masih terkendala fasilitas, terutama jaringan internet,” kata Tris panggilan akrabnya SAJ Sutrisno, Senin (25/12/2016).

Kendati demikian, Tris menginformasikan bahwa semua maskin kelak akan memegang Kartu E-Warung sebagai voucher untuk menukarkan beras dan telur senilai Rp 110 ribu per bulan. “Kartunya diberikan ke maskin langsung dan dipegang mereka sendiri. Titik penukarannya di mini market – mini market yang telah ditunjuk. Tahun 2019, semua maskin di Indonesia sudah pegang Kartu E-Warung semua,” jelasnya.

Dijelaskan dia, penggunaan kartu tersebut, selain lebih tepat sasaran, juga meringankan kerja para kepala desa. Karena sistem E-Warung tidak sama dengan sistem pendistribusian raskin. Seperti yang masih berlangsung di Bangkalan hingga saat ini. “Voucher Maskin itu juga menghindari kepala desa terjerat hukum karena pemegang kartu bisa melakukan penukaran sendiri,” katanya.

Disinggung berapa jumlah penerima raskin 2017 di Bangkalan ? Ia menjelaskan, rapat evaluasi raskin 2016 yang digelar beberapa waktu lalu belum menghasilkan data konkret karena masih diolah Pastinya, data hasil sensus ekonomi desa nantinya masih membutuhkan persetujuan pemkab. Selanjutnya Badan Pusat Statistik (BPS) akan diserahkan ke Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) yang diteruskan ke kemensos.

Ia menambahkan, pengalokasian anggaran maskin hanya 25 persen dari total maskin nasional. Saat ini ada sekitar 40 persen jumlah maskin dari total jumlah penduduk Indonesia “Contoh, 124 ribu RTSM (Rumah Tangga Sasaran Miskin) hasil PPLS (Pendataan Program Perlindungan Sosial) 2011, yang dipenuhi hanya 85 persen. Jadi belum tentu diakomodir semua,” pungkasnya.(hib/shb)