HEADLINEPERISTIWATERKINI

Keajaiban-Keajaiban Perahu Sarimuna, Perahu  Peninggalan Syaikhona Kholil Bangkalan

perahu Sarimuna,perahu peninggalan Syaikhona Kholil Bangkalan masih terawat dengan baik

Bangkalan, maduranewsmedia.com– Perahu Sarimuna adalah perahu peninggalan Syaikhona Kholil bin Abdul Latif.  Perahu  yang berada di desa Telaga Biru kecamatam Tanjung Bumi kabupaten Bangkalan itu masih terawat dengan baik dan diyakini  mempunyai beberapa keajaiban.

Zuhri warga desa Telaga Bumi menjelaskan, Nama Sarimuna ini diambil dari Nama Istri Syaikhona Kholil. “Nama Sarimuna ini diambil dari nama istrinya beliau yakni Nyai Hj Siti Aminah yang mana nama itu disematkan kepada perahu tersebut oleh beliau (Syaikhona Kholil Red) setelah istrinya wafat,” kata Zuhri, Sabtu (04/01/2020)..

Dikatakan dia, Perahu Sarimuna oleh Syaikhona Kholil digunakan untuk berlayar ke seluruh daerah di Nusantara.  “Diantara keajaiban dari perahu Sarimuna ini ketika Syaikhona Kholil hendak berlayar ke Pontianak perahu tersebut membutuhkan waktu hanya sehari semalam dengan menggunakan layar yang hanya mengandalkan tenaga Angin dan hal ini merupakan kejadian yang sangat mistis,” jelas Zuhri.

Dijelaskan Zuhri, asal mula dibuatnya perahu Sarimuna ini atas permintaan dari istri Syaikhona Kholil. “Pada saat itu, Syaikhona Kholil menawarkan kepada sang istri minta hadiah apa dan sang istri menjawab dengan meminta perahu dan akhirnya beliau menuruti permintaan sang istri itu. Kemudian Syaikhona mencari salah satu santrinya yang bisa membuat perahu dan akhirnya ditemukanlah santri yang bernama Mang Mollin satu-satunya santri Syaikhoan Kholil yang bisa membuat perahu,” tuturnya.

Pada awalnya kata Zuhr, santri Syaikhona Kholil Mang Mollin sempat tidak menyanggupi permintaan Kiainya itu dikarenakan Mang Molin sedang sakit.  “Menurut ceritanya, Mang Mollin itu sempat tidak menyanggupi permintaan Syaikhona Kholil dikarenakan saat itu Mang Molin sedang sakit. Akan tetapi Syaikhona kholil pergi kerumahnya Mang Molin dan mengatakan jika Syaikhona akan membantu menyembuhkan sakitnya,” kata Zuhri

Setelah Syaikhona Kholil beranjak pulang dari rumahnya  Mang Molin, atas ijin Allah Mang Mollin langsung sembuh. Dan kemudian dia membuatkan perahu pesanan Syaikohna Kholil. “Akan tetapi ketika sampai di lokasi pembuatan Perahu, Mang Mollin tidak menemukan bahan untuk membuat perahu. Kemudian Man Molin melapor kepada Syaikhona Kholil tak lama kemudian para warga bergotong-royong membawa kayu-kayu besar dan bahan lainnya untuk pembuatan perahu. Waktu pembuatan perahu Sarimuna ini termasuk singkat dari pada pembuatan perahu-perahu pada umumnya, dimana perahu-perahu pada umumnya membutuhkan waktu 6 bulan. Akan tetapi Pembuatan perahu Sarimuna hanya membutuhkan waktu sekitar 40 hari,” kisahnya

Ditambahkan Zuhdi  ada beberapa mitos Yang beredar di masyarakat terkait  Mitos kekuatan perahu Sarimuna ini. “Pada saat itu ada warga yang sakit sangat parah. Dia sudah berobat akan tetapi tak kunjung sembuh. Pada akhirnya pada suatu saat saudara dari warga yang sakit itu bermimpi tentang perahu Sarimuna yang mana penyakit yang diderita oleh saudaranya itu pernah mengambil kayu dari dalam perahu Sarimuna yang mana kayu tersebut harus dikembalikan ke tempatnya semula. Tak lama kemudian warga tersebut sembuh setelah mengembalikan kayu itu,” tuturnya.

Zuhri juga menyatakan bahwa Ada juga kejadian yang sangat mencengangkan para warga sekitar. “Pada waktu itu angin berhembus sangat kencang yang membuat air laut pasang zehingga rumah yang dekat dengan laut air masuk menggenangi rumah warga. namun anehnya perahu Sarimuna tetap kering dan tak ada air yang menggenangi di sekitar perahu itu, imbuhnya

Dikatakan Zuhri, saat ini perahu Sarimuna sudah mencapai usia 125 tahun. “Saat ini diperkirakan usia perahu Sarimuna sudah mencapai 125 tahun lebih. Karena menurut perkiraan Perahu Sarimuna dibuat sekitar abad 18 dengan ukurannya mencapai 15 meter dengan lebar 4,65 meter. Perahu Sarimuna mengalami renovasi pada tahun 1951. dan setiap hari Kamis Sore para Warga mengadakan pengajian di sekitar perahu Sarimuna,”  pungkasnya. (ver/shb)