Kebijakan Pro Rakyat, Jelang Hari Raya Puluhan PKL Dadakan Dibiarkan Meluber Di Trotoar Jantung Kota
Bangkalan,maduranewsmedia.com-Setidaknya dalam satu pekan terakhir ini, suasana jantung Kota Bangkalan mendadak berubah jadi semrawut dan tumpang tindih. Itu terjadi setelah puluhan PKL, tanpa diundang, tiba-tiba dengan seenaknya menggelar dagangan mereka secara lesehan disepanjang trotoar jalan kembar A Yani dan Sultan Abdul Kadirun, Kecamatan Bangkalan Kota.
Umumnya, para PKL musiman itu menggelar dagangan berupa aneka kebutuhan lebaran. Diantaranya ragam jenis busana muslim, songkok, sandal, jilbab, sarung, ikat pinggang dan pernak-pernik lebaran lainnya. Selain itu, juga tak jarang pedagang yang memajang aneka ragam mainan anak-anak, seperti boneka panda, beruang, harimau dan ragam hiasan dinding.
“Kami para pedagang, sudah biasa jualan di lokasi ini setiap kali menjelang Hari Raya Idul Fitri pak. Harga barang dagangan yang tawarkan , dijamin jauh lebih murah dibanding harga di toko-toko besar. Makanya, dagangan kami setiap harinya cukup laris,” kata Marjuki (52), pedagang ragam jenis busana muslim asal Kampung Kauman, Kelurahan Demangan, Kecamatan Bangkalan, Rabu (29/6) tadi malam.
Saking bejubelnya tingkat hunian para PKL, belasan diantara mereka terpaksa harus menggelar dagangan di ruas kanan-kiri Jalan A Yani dan Sultan Abdul Kadirun, yang lokasinya bersisian dengan kompleks alun-alun kota, Taman Paseban, Gedung Serba Guna, Mesjid Agung dan kompleks pendopo Kabupaten Bangkalan.
Akibatnya, ketika para PKL musiman itu mulai beraksi pada kisaran pukul 15.30 s/d 22.30, suasana sepanjang Jalan A Yani dan Sultan Abdul Kadirun yang dalam kesehariannya memang menjadi basis keramaian jantung Kota Bangkalan, jadi semakin padat, sumpek, semrawut dan tumpang tindih.
Maklum, bejubelnya para PKL itu, berbaur menyatu dengan kerumunan ratusan konsumen (pembeli), serta padatnya lalu-lalang arus lalu-lintas disepanjang Jalan A Yani dan Jalan Sultan Abdul Kadirun. Volume karamaian itupun jadi semakin membludak ketika ratusan Umat Islam yang baru tuntas menjalankan ibadah Sholat Isyak dan Tarawih , yakni pada kisaran pukul 20.00, ikut-ikutan meluber di lokasi bursa PKL dadakan itu.
“Keramaian semacam ini sudah terjadi sejak awal pekan ketiga Juni lalu pak. Itu kaprah terjadi setiap kali menjelang Hari Raya Idul Fitri. Jadi sudah menjadi tradisi tahunan,” komentar M Tadjus Subky (61), warga Jalan KH Hasyim Asyari, yang baru pulang dari Sholat Tarawih di Mesjid Agung.
Herannya, para petugas Satpol-PP yang biasanya cepat tanggap dan lugas melakukan penertiban terhadap para pelanggar aturan dan Perda, kali ini terkesan adem-adem ayem saja. Bahkan potret kesemrawutan di tengah jantung kota itu, sepertinya, memang sengaja dibiarkan.
Nyatanya, Kepala Satpol-PP Bangkalan, RAM Halili,SE,MM, secara gamblang, mengakui bahwa para awak Satpol-PP yang biasa berpatroli rutin di kawasan jantung kota, memang diinstruksikan untuk tidak melakukan langkah penertiban. Atau dengan kata lain, bejubelnya PKL musiman di tengah jantung kota itu, memang sengaja dibiarkan. Meskipun, mereka nyata-nyata melanggar Perda, karena memajang dagangan disepanjang trotoar dan sebagian ruas jalan protokol.
“Kebijakan Bapak Bupati memang begitu adanya. Artinya, kami memang dianjurkan agar tidak usah melakukan langkah penertiban atas membuldaknya rekan-rekan PKL yang kini memenuhi trotoar dan sebagian ruas jalan raya di Jalan A Yani dan Jalan Sultan Kadirun itu,” kata RAM Halili.
Kebijakan bernuansa pro rakyat kecil itu, menurut Halili, bukan tanpa tujuan. Bupati RK Muh Makmun Ibnu Fuad,SE, ingin memberikan kesempatan kepada para pedagang kecil untuk bisa mengais keuntungan lebih ketika daya beli konsumen mulai meningkat pesat pada kisaran dua pekan menjelang lebaran. Di sisi lain, komunitas rakyat kecil yang tidak memiliki kemampuan finasial untuk berbelanja kebutuhan lebaran di toko-toko besar, bisa memanfaatkan adanya pusat berbelanjaan dadakan ini. Sebab harga ragam jenis barang kebutuhan lebaran di sini, rata-rata memang relatif murah.
“Selain itu, melalui momentum ini, juga punya keinginan untuk lebih memberdayakan sektor ekonomi kerakyatan, yang para pelakunya didominir oleh kalangan rakyat kecil,” ungkap Halili.
Hanya saja, kebijakan Bupati itu, menurut Halili, tidak bersifat permanen. Artinya, seusai Hari raya Idul Fitri 1 Syawal 1437 Hijriyah nanti, semua bentangan trotoar dan ruas jalan disepanjang Jalan A Yani dan Jalan Sultan Kadirun, termasuk sepanjang Jalan Latnan Abdullah yang disepanjang Ramadhan ditempati deretan panjang kios bazar takjil, harus sudah bersih dari mangkalnya para PKL. “Kalau ada PKL yang ngeyel dan bandel, nah saat itulah langkah-langkah penertiban baru akan kami lakukan,” pungkas RAM Halili. (Sjam/shb).