HEADLINEKESEHATANPERISTIWAPOLITIK & PEMERINTAHANTERKINI

Orang Dalam Pemantauan (ODP) Virus Corona Di Bangkalan Terus Bertambah, 1 Orang PDP

peta penyebaran virus Corona

Bangkalan,maduranewsmedia.com- Orang Dalam Pemantauan (ODP) Virus Corona di kabupaten Bangkalan jumlahnya terus bertambah, Ahad kemarin jumlah ODP dalam sebaran Covid -19 hanya 3 orang, saat ini jumlah ODP di kabupaten bangkalan 16 orang dan 1 orang Pasien dalam Pengawasan (PDP). “Info hari ini, data kita sudah sesuai dengan data provinsi jatim, 16 ODP dan 1 PDP,” kata Kadis Kominfo kabupaten Bangkalan, Agus Zain, Senin (23/03/2020).

Namun kata Agus Zain, masyarakat tidak perlu panik dan harus memahami beberapa istilah dalam kaitan  Pencegahan dan perawatan orang dengan Covid-19 ini. “Jadi Kemenkes membagi 2 kelompok yang pertama orang sehat dan yang kedua orang dengan gejala atau sakit,” jelas Agus sapaan akrabnya Kadis Kominfo kabupaten Bangkalan ini.

Dijelaskan Agus, yang  disebut Orang Sehat Dalam Risiko (ODR)  Orang Sehat Dalam Pemantauan) adalah orang yang saat dan atau dalam 14 hari datang dari negara atau wilayah terjangkit dan tidak ada gejala sakit  atau sehat.

Yang kedua kata Agus,  orang dengan gejala atau sakit. “Ini dibagi menjadi dua yang pertama. Orang Sakit  Dalam Pemantauan (ODP) adalah: Orang yg saat ini dan atau dalam 14 hari, datang dari negara/wilayah terjangkit mengalami sakit, namun tidak ada gejalah pneimonia, yang kedua pasien Dalam Pengawasan (PDP) adalah orang yang saat dan atau dalam 14 hari datang dari negara terjangkit mengalami sakit,  dengan gejala pneumonia atau tanpa pneumonia tetap ada riwayat datang dari prov Hubei atau kontak dengan kasus positif Covid -19 atau bekerja/mengunjungi fasyankes yang merawat kasus positif Covid -19,” terangnya.

Selanjutnya kata Agus ada istila Probable adalah Orang sakit tetapi para ahli ragu menyimpulkan hasil Laboratorium dan ditemukan pan – beta coronavirus, dan ada istilah . Konfirmasi adalah orang sakit dan hasil laboratoriumnya  ditemukan Covid-19. “Jadi Istilah suspek dalam pedoman penanganan Covid-19 sudah dihapus karena orang cenderung panik ..  dan itu masuk dalma kelompok sakit,” pungkasnya.(hib/shb).