Pemuda Bekas Kampung Narkoba Diberi Pelatihan Menjahit
Bangkalan,maduranewsmedia.com– Kapolres bangkalan, AKBP Anissulah M Ridha Mengaku terharu setelah melihat pelatihan menjahit para pemuda dari tiga desa yaitu desa Parseh Jaddih dan Sangra Agung kecamatan Socah yang dulunya terkenal dengan sebutan kampung narkoba. Namun setelah dilakukan deklarasi menjadi kampung bersih narkoba sekitar 1 tahun yang lalu, terjadi perubahan di desa tersebut “Sungguh saya sangat terharu menyaksikan pelatihan menjahit ini, jadi setelah deklarasi kampung bersih narkoba, kami tidak meninggalkan begitu saja, kami membuat program pelatihan bekerjasama dengan BPWS,” kata Anis panggilan akrabnya Kapolres Bangkalan saat meninjau pelatihan menjahit di desa Parseh, Rabu (13/9/2017.
Dikatakan Anis, adanya program pelatihan kerja kepada pemuda di tiga desa di kampung bersih narkoba itu, agar para pemuda di tiga tersebut mempunyai keterampilan kerja. “Dengan adanya pelatihan menjahit seperti ini, mari kita tinggalkan stigma kampung narkoba,” jelas Anis.
Dijelaskan dia, sebenarnya program pelatihan menjahit ini akan di bagi-bagikan kepada 4 kanupatenyang ada di Madura, namun pihaknya meminta agar BPWS fakus kepada desa yang telah diprogramkan oleh Polres Bangkalan yiatu desa Parseh, jaddih dan desa Sangra Agung. “Setelah kita koordinasi dengan BPWS dan kita minta untuk fokus kepada desa-desa yang kita programkan itu, kita huga minta hanya hanya satu pelatihan ini saja, kita akan melobi ke BPWS agar bisa masuk program pelatihan yang lain,” terangnya.
Ditambahkan Anis, selain membuat program pelatihan kerja, Polres Bangkalan juga melobi perusahaan swasta untuk membangun lapangan olahraga. “Ada pembangunan lapangan volly ini CSR dari perusahaan swasta, kita dorong, ada beberapa pihak swasta lain yang kita minta sumbangsihnya lagi untuk membangun sarana olahraga di kamoung bersih narkoba ini,” tuturnya.,
Ditambahkan Anis, adanya pelatihan kerja yang ditempatkan di bekas kampung Narkoba di tiga desa ini merupakan atensi khusus, dan juga sebagai pilot popjek kepada yang lain. “Pada Deklarasi pak Bupati berjanji akan menglontorkan program ke tiga desa ini, kamanya janjinya pak bupati ini akan kita tunggu,” katanya.
Kepala Seksi Pemberdayan BPWS, Edi Slamet, menjelaskan sejak tahun 2012 hingga akhir tahun 2016 ini BPWS telah melatih 1.536 peserta pelatihan berbasis kompetensi. Sedangkan untuk peserta pelatihan di desa Parseh ini berjumlah 20 orang. ‘Pesertanya 20 orang, 9 laki-laki dan 11 perempuan,” katanya.
Dalam pelatihan tersebut kata Edi Slamet, BPWS meanngung semua biaya pelatihan.”untuk anggaran Rp 7 juta/sesi selama 240 jam, semuanya ditanggung oleh BPWS, malai makan, peralatan, honor instruktur, bahan praktek, bahan uji koptensi, sarana tranportasi termasuk didalamnya ada uang saku,” tuturnya.
Pelatihan menjahit ini tambah Edi Slamet, akan dilaksanakan selama 240 jam atau selama 21 hari, hingga para peserta bisa menajhit celana panjang, menjahit baju hem dan rok. (hib/shb)