HEADLINEPENDIDIKANPERISTIWATERKINI

Peserta Seminar Kebangsaan STAI Darul Hikmah Bangkalan Membludak

Bangkalan,maduranewsmedia.com- Peserta Seminar yang digelar STAI Darul Hikmah Langkap kecamatan Burneh kabupaten Bangkalan, membludak. Panitia yang semula akan menempatkan acara tersebut di auditorium kampus STAIDHI terpaksa dipindah ke halaman kampus. “Pada awalnya, Seminar ini akan kami tempatkan di auditorium STAIDHI dengan kuota 80 peserta, namun karena peserta membludak hingga 209 orang, terpaksa seminar ini kami tempatkan di halaman halaman kampus dengan skema outdoor.,” Kata ketua IKSANDHI, Khoirul Anam, S.Pd.I Ahad (27/10/2019)

Dikatakan dia, seminar kebangsaan Kem ini dilaksanakan oleh Ikatan Keluarga Santri dan Alumni Ponpes Darul Hikmah (IKSANDHI) bekerjasama dengan STAI Darul Hikmah Bangkalan. “Seminar Kebangsaan yang ini kami memilih tema Pesantren dan Santri sebagai Pilar Bangsa,” jelas Khoirul Anam.

Panitia mengundang sejumlah pematerinya, Pimpinan Majelis Ponpes Darul Hikmah, KH. Bustomi Arisandi, SH, MH, Aswaja Center PWNU Surabaya, Ust. Fathul Qodir, M.H.i dan Pimpinan Aula-NU Jatim, NU On-Line Surabaya, Ust. Rofii Boenawi, S.Pd.I.

Dalam penyampaian pemateri pertama oleh Ust. Fathul Qodir, M.H.I (aswaja center PWNU Jatim) memberikan materi tentang Pesantren dan Santri sebagai Pilar Bangsa,

Santri dan pesantren adalah dua hal yang tidak dapat di pisahkan, dalam sejarahnya Pesantren dan Santri adalah pilar bangsa yang sebenarnya dalam menuju kemerdekaan di bawah KH Hasyim Asy’ari, KH. Wahab Hasbullah serta kiai kiai lain yang menjadi penggerak kemerdekaan bangsa.

Sedangkan Ust. Rofii Boenawi Dewan Redaksi AULA-NU millenial digital camp.
menyampaikan bahwa satri zaman sekarang haru menjadi santri yang millenial, banyak media media yang harus di pegang para santri dalam mengisi kemerdekaan.

Dunia digital harus menjadi pegangan para santri dan pesantren dalam menyebarkan dakwah ahlusssunanah wal jamaah

Pada saat ini banyak gerakan gerakan yang ada di Indonesia ini sudah merajalela yang di susupi oleh paham paham radikalisme yang dapat merusak paham aswaja pada perguruan tinggi.
Salah satu cara menangkal radikalisme yaitu dengan mencintai negara dg sebagaimana yang disampaikan oleh kh. Wahab dalam lagu shubbanul wathon, karena mencintai tanah air adalah sebagian dari iman.

Sementara itu, Pimpinan majelis ponpes Darul-Hikmah Burneh Bangkalan, KH. Bustomi Arisandhi, SH, MH menyatakan, Santri adalah murid dan pengikut seorang ulama dan kiai yang belajar segala macam ilmu dari sang guru terutama ilmu agama islam secara intensif dan komprehensif. Bahkan tidak jarang bahwa dengan tujuan itu seorang santri yang jauh dari rumah sang kiai akan mondok dan tinggal di rumah sang kiai atau di sekitarnya demi tujuan menuntut ilmu (Hib/shb)