Petani Garam Madura Tolak Garam Impor
Pamekasan, maduranewsmedia.com -Petani garam Madura menolak keras adanya garam impor masuk ke indonesia, hal itu disebabkan karena stok garam di Indonesia masih banyak, namun kenyataannya masih ada oknum yang mengimpor garam.
Petani garam banyak mengeluh, kenapa pemerintah masih melakukan impor garam, seharusnya kalau bicara stok garam di indonisia banyak khususmya di Madura. jika yang langka adalah garam konsumsi, maka yang jadi konsen adalah ketersediaan garam di petambak garam dan pabrikan, di pasar dan di rumah tangga sendiri.
“Petani masih bertanya serta mencari tahu dulu kelangkaan garam konsumsi yang terjadi di sektor yang mana, pada pabrikan apa di rumah tangga baru bisa disimpulkan kebutuhan impor itu perlu apa tidak, mendesak apa tidak. Karena bukan tidak mungkin, kelangkaan yang terjadi selama ini sengaja dibuat oleh beberapa oknum oknum tertentu saja untuk bisa mengakses ijin impor garam luar,” kata petani garam pamekasan, Bambang, Ahad (30/7/2018).
Di tambahkan dia, Seharusnya dalam kondisi seperti ini, pihak pemerintah sudah mempunyai data tentang kebutuhan garam jangka pendek dan jangka panjang serta juga mempunyai data stok garam pada pabrikan yang selama ini selalu melakukan impor garam. Karena harga garam impor akan sangat berpengaruh pada harga garam di indonesia yang dikabarkan akan turun tajam, dalam beberapa bulan ini.
sedangkan berdasar impormasi yang diterima dari data BMKG untuk tahun ini akan ada musim kemarau panjang sehingga petani garam akan normal walau hanya beberapa bulan ini tidak ada musim kemarau, serta dalam beberapa minggu kedepan akan terjadi panen raya garam. kenapa harus impor dari luar.
Sementara itu, Samsuri warga desa Pademawu yang merupakan petani garam menilai ini ada kong kalikong oknum di pabrikan besar kenapa tidak berpihak pada petani garam di indonesia, kenapa kok berpihak ke pihak luar.
Seberapa parahkah kemahalan yang dialami pabrikan dan konsumen untuk beberapa bulan ini, kenapa tidak sama sekali memikirkan para petambak garam yang hampir 17 bulan tidak bisa menghasilkan garam dengan optimal. “kenapa hanya resiko usaha petambak garam saja yang menjadi korban, apakah tidak boleh sekali-sekali menanggung resiko sebagai pabrikan dan konsumen”. kata Samsuri.
Dikatakan Samsuri, dengan kondisi sekarang, sudah sepantasnyaa pemerintah berperan aktif dalam stabilisasi harga garam dengan optimalisasi peran PT Garam melalui Tri Fungsi, dengan menjalankan fungsi buffer seperti yang telah dilakukan secara gemilang oleh BUMN lainnya seperti (Bulog) sehingga tidak hanya berfungsi untuk produksi dan pengolahan saja (dwifungsi).
“Saya menyarankan Beberapa alternatif lain adalah dengan membentuk tim yang terdiri dari Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kementerian Perindustrian, Kementerian Perdagangan, Menko Maritim dan Bea Cukai, karena jika 5 lembaga pemerintah ini masih belum solid, maka persoalan importasi gartam ini tidak akan pernah ada akhirnya.Karena dengan hadirnya tim ini diharapkan dapat menjadi sumber data dan monitoring terkait konsumsi garam produksi dan kebutuhan serta pengawasan realisasi impor garam,” katanya.
Sebelumnya ada 2 perusahan besar di pamekasan dan dua tengkulak di periksa polda jawatimur terkait garam impor di antaranya. Dua perusahan yang di panggil bpolda itu, di Derektur utama PT. Budiono dan derektur utama PT.Garindo di jalan raya tlanakan pamekasan. (rhm/shb)