HEADLINEPERISTIWAPOLITIK & PEMERINTAHANTERKINI

Ratusan Massa Sapu Bersih, Desak Ra Nasih Maju Jadi Calon Bupati Bangkalan Dalam Pilkada 2018

massa Sapu Bersih saat berada di kediaman Ra Nasih

Bangkalan,maduranewsmedia.com– Ratusan massa yang menamakan diri Satua Pendukung Bersama Ra Nasih (Sapu Bersih) mendatangi kediaman KH M Nasih Aschal. Kedatangan mereka untuk mendesak Ketua DPD Partai Nasdem Kabupaten Bangkalan itu, agar mencalonkan diri sebagai calon bupati Bangkalan dalam Pilkada 2018 mendatang.

“Bangkalam butuh pemimpin yang bisa bersinergi dengan masyarakat. Dan sosok itu ada pada KH M Nasih Aschal atau yang kita kenal dengan Ra Nasih,” kata  Ketua Relawan Sapu Bersih, Helmi Fuad. Jum’at (26/5/2017).

Dikatkan Helmi Fuad, dilihat dari rekam jejak Ra Nasih merupakan pengasuh pondok pesantren Syaichona Cholil dan pimpinan salah satu perguruan tinggi. Pemimpin yang sudah terasah didunia pendidikan, sangat dibutuhkan dalan mewujudkan Bangkalan bersih dan sejahtera.

“Mimpi masyarakat, merindukan pemimpin teladan, berkualitas, bijak dalam mengambil keputusan dan anti korupsi. Maka dari itu,  kami meminta Ra Nasih bersedia dan berkomitmen mecalonkan sebagai Bupati Bangkalan,” ternag Alumnus Fakultas Hukum Universitas Trunojoyo Madura (UTM).

Dalam konteks kekinian kata Helmi, Kabupaten Bangkalan butuh kehadiran kepala daerah yang mampu memutus kesenjangan sosial dan melaksanakan pembangunan yang merata. Pemimpin tegas dan solutif adalah cita-cita yang harus diwujudkan. “Relawan sapu bersih siap mendukung dan memperjuangkan Ra Nasih dalam pilkada serentak 2018, baik jalur independen maupun partai politik,” tutur  Helmi.

Sementara itu, KH M Nasih Aschal menyambut baik keinginan dari relawan sapu bersih tersebut.  Menurutnya, nilai positif maupun pesan moral dari kedatangan relawan ini bahwa Bangkalan hari ini benar-benar perlu dilakukan pembenahan dan perbaikan. “Insya Allaah saya siap mencalonkan sebai calon Bupati Bangkalan,” tegas Ra Nasih.

Dijelaskan dia, maju dalam pilkada secara independen maupun partai tidak ada persoalan. Namun, keduanya harus sama-sama diupayakan. Membangun intensitas komunikasi di semua lini menjadi bagian langkah yang harus dilakukan untuk menyamakan persepsi. “Langkah berikutnya lebih aktif membangun komunikasi dengan tokoh dan stake holder,” pungkas Ra Nasih. (hib/shb)