HEADLINEKESEHATANPERISTIWATERKINI

Subhanallah, Ibunya Penderita Penyakit Lumpuh  Kakak- Beradik Harus Banting Tulang Merawat Anaknya

 

Atmani bersama anakanya yang lumpuh

Pamekasan, maduranewsmedia.com – Atmani warga Dusun Daja, Desa Gugul Kecamatan Tlanakan Pamekasan, harus benar-benar sabar di dalam menjalani hidup. Sebab, ibu yang berusia 56 tahun ini hidup bersama dua anaknya yang lumpuh.

Hidup di rumah gedek bagi Atmani tidak ada persoalan, yang menjadi harapan besar bagi ibu ini adalah kesembuhan dua anaknya Subaidi (39) dan Umrotun (26). Meski harapan sembuh kedua anaknya bak tangan merangkul rembulan.

Ibu yang sudah tiga tahun di tinggal mati suaminya ini menjadi tulang punggung keluarga untuk memberikan makan dua anak kesayangannya yang terbaring lemas di atas tempat tidur dari bambu tersebut. Sungguh menyedihkan.

Ternyata tidak hanya urusan makan, membuang air kecil atau air besar kedua anaknya pun ia harus berusaha seorang diri untuk membopongnya ke kamar mandi yang ada di samping rumahnya. Namun, ia tetap bersyukur karena masih diberikan kesehatan oleh Allah SWT.

“Meskipun sakit dia (anaknya) tidak pernah kencing di dalam rumah,” tutur ibu yang sudah mulai keriput.  Kata ibunya kamis (13/4/2017).

Atmani menuturkan, untuk menghidupi kedua anaknya, dirinya harus mencari hutangan kepada para tetangga atau famili dengan cara gali lubang tutup lubang karena tidak memiliki cara lain yang halal.

“Ya saya hutang kepada tetangga dekat, karena kalau tetangga jauh saya malu. Kalau tidak begitu apa yang mau dimakan anak saya, nanti anak saya mati. Saya sekarang sudah punya hutang 8 juta, uang saya tinggal 300 ribu,” jelasnya.

Bahkan, lanjut Atmani, dirinya pernah tidak makan selama dua hari karena tidak mempunyai uang sama sekali, ia hanya makan kripik dan air minum untuk menghilangkan rasa lapar di perutnya.

“Kalau saya keluar, saya pesan kepada anak supaya tidak menangis. Anak saya bilang, meskipun saya gak makan, saya gak nangis bu,” kata Atmani menirukan logat anaknya yang gagap tersebut.

Kata Atmani, kehidupannya setiap hari seperti bulan puasa ramadan karena memang jarang makan. Meskipun makan tidak seperti masyarakat umumnya yang bisa makan dengan nyaman.

“Saya tidak pernah memikirkan saya sendiri, saya sudah tidak kuat memikirkan nasib anak saya, meskipun punya ayam dua, itupun dikasih orang,” terangnya.

Penyakit yang diderita kedua anaknya tersebut memang bawaan sejak lahir, setelah ia melahirkan langsung paha dan betis anaknya semakin mengecil, kemudian tidak bisa berjalan sebagaimana seperti layaknya anak lain.

Saat ini, kondisi dua anaknya tersebut semakin kurus. Satu anak tidur di tempat tidur yang terbuat dari bambu, satu anak lainnya tidak di ranjang kayu.

“Selama ini memang tidak pernah ada bantuan dari pemerintah,” pungkas ibu tersebut dengan muka tegar. (rhm/shb)