Tiga Korban Longsor Galian C Banjer Tabuluh Sampang Tewas
Sampang,maduranewsmedia.com– Tiga pekerja penambang galian C di Desa Banjer Tabuluh, Kecamatan Camplong, Kabupaten Sampang, yang tewas tertimpa reruntuhan pasir dan batu (Sirtu) akibat longsor telah berhasil dievakuasi oleh BPBD, TNI/Polri dan tim Kesehatan kabupaten Sampang .Salah seorang korban H Mahidin (60) warga Desa Banjar Tabuluh Kecamatan Camplong. Dia merupakan pemilik lahan penambangan. Sedangkan, Narum (35) warga Desa Banjar Tabuluh Kecamatan Camplong, sebagai sopir operator alat berat (Bego), dan Edi (30) warga Desa Gunung Maddah Kecamatan Kota Sampang, sebagai sopir drump truck.
Berdasarkan Informasi lapangan, yang di himpun dilapangan menyebutkan, kronologis terjadinya longsor galian C itu berawal pada saat ketiga korban sedang beraktifitas menambang yang berada di titik lokasi bawah, mereka menambang di tengah berlangsungnya hujan deras.
Korban Narum terus menggerus galian sirtu di tebing atas pojok timur dengan ketinggian sekitar 10 meter. Tak kuat menahan beratnya beban tanah, tebing sirtu pun langsung longsong seketika dari atas dan menimpa para korban.
Bahkan, Edi sopir dump truck yang sudah siap membawa hasil pengerukan Narum juga tertimbun hamburan tanah sirtu. Begitu pula bagi pemilik lahan H. Mahidin yang berada di lokasi meninjau penambagan tak luput dari bencana alam tersebut.
“Sampai akhirnya ketiga korban meninggal tertimbun tanah sirtu. Pertama kali suara gerusan longsor terdengar oleh warga sekitar,” ucap Hasan (48) warga setempat di lokasi kejadian, Senin (10/10/2016)
Kepala Desa Banjar Tabuluh, Radin menjelaskan saat kejadian memang para pekerja melakukan penambangan di Bukit Banjar Tabuluh. “Tiba-tiba muncul bongkahan batu yang pecah dan jatuh menimpa para pekerja di bawahnya,” singkatnya.
Sementara itu, Kapolres Sampang AKBP Tofik Sukendar, melalui Kabag Ops Kompol Syaiful Anam membenarkan peristiwa tersebut. Dia menuturkan, pemicu longsornya galian diduga akibat hujan deras yang terus terjadi melanda di wilayah Sampang. “Tadi kan hujan saat ketiga korban beraktifias bekerja penambangan, kemungkinan mereka tidak tahu dan salah teknis akhirnya terjadilah longsor,” kata Syaiful.
Syaiful menyatakan, pihaknya saat ini masih menyelidiki kasus tersebut termasuk melakukan pengumpulan data menegenai peristiwa itu. Untuk sementara, lokasi penambangan ditutup dan diberi garis polisi. “Saat ini kami sudah turun ke lapangan untuk mengumpulkan bukti-bukti, Ketiga korban langsung dievakuasi dan dibawa ke rumah duka untuk dilakukan pemakaman,” pungkasnya.(rhm/shb)