KESEHATANPERISTIWATERKINI

Vaksinasi ORI Defteri,  Kabupaten Bangkalan Berada Di Peringkat Ke 3 Dari Bawah

pelaksanaan vaksinansi ORI Difteri di SMPN-1 Tragah

Bangkalan,maduranewsmedia.com– Kabupaten Bangkalan berada di peringakat ketiga terbawah dalam pelaksanaan Outbreak Response Immunization (ORI)  atau imunisasi massal penanggulan kejadian Luar Biasa (KLB) DIfteri yang dilakukan di 38 kabupaten kota se Jawa Timur. Dalam pelaksanaan ORI Difteri tahap kedua dan berakhir pada Bulan September,  kabupaten Bangkala  tidak mencapai target. “Target ORI Defteri kita pada tahap kedua yang berakhir pada  bulan september,  sebesar 77,79 persen proyeksi,  dan riilnya 87,68 persen,” kata Kadinkes Bangkalan,  Ach Muzakki melalui Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P), Walid Yusufi, Senin  (1/10)/2018.

Dikatakan dia,  belum tercapainya target pelakasanaan ORI Defteri di kabupaten Bangkalan karena ada penolakan dari sejumlah pondok Pesantren. “Sebagian iya karena ada faktor penolakan dari beberapa ponpes, mereka menolak karena lebel halal belum ada,  masyarakat minta pemerintah segera menurunkan  lebel halalnya,” jelas Walid panggilan akrabnya Kabid P2P Bangkalan itu.

Dijelaskan Walid,  untuk mengatasi adanya penolakan dari pondok pesantren ramadhan itu,  pihaknya mengajak MUI kabupaten Bangkalan serta mengadan pertemuan dengan instansi terkait. “Selain mengajak MUI turun untuk menemui ponpes yang menolak ORI Defteri, kita juga mengadakan pertemuan dengan instansi yang terlibat seperti PKK,  Kemenag dan Diknas,” terangnya.

Di samping itu kata Walid,  Dinas Kesehatan terus melakukan evaluasi untuk menyosong pelaksanaan ORI Defteri tahap ketiga yang akan dimulai pada bulan Nopember hingga bulan Desember. “Sekarang kita tengah melakukan evaluasi termasuk tututan label halal seperti yang diminta oleh masayarakat,” tuturnya.

Ditambahkan Walid,  pada pelaksanaan Pemberian vaksin ORI Defteri sejak putaran pertama hingga putaran kedua ini sangat berbeda dengan pemberian vaksin MR. “Kalau dalam vaksin MR itu yang dipermasalahkan Fatwa MUI,  namun dalam pemberian vaksin ORI Defteri ini adalah labelnya,”  ujarnya.

Pada pelaksanaan vaksinasi ORI Defteri tahap ketiga nanti,  Dinkes mengharapkan agar masayarakat datang ke posyandu dan sadar bahwa vaksin ORI Defteri ini sangat penting. “Harapan kita masyarakat harusnya lebih sadar,  dampaknya difteri seperti apa,  kalau sudah kena sulit disembuhkan. Makanya Kesadaran masyarakat membawa anaknya ke layanan kesehatan seperti posyandu,  puskesmas,  rumah sakit dan dokter swasta serta bidan bidan,” pungkasnya. (hib/shb)