Tim Imunisasi MR Dinkes Bangkalan Ditolak Sekolah
Bangkalan,maduranewsmedia.com– Karena adanya informasi yang kurang utuh tentang imunisasi kepada masyarakat, sebanyak 11 sekolah yang tersebar di beberapa kecamatan di kabupaten bangkalan menolak tim Kampanye Imunisasi Measles Rubella (MR) yang akan melakukan imunisasi di sekolah tersebut. “Ada 11 sekolah yang tidak menerima tim imunisasi, sekolah-sekolah yang menolak itu ada di beberapa kecamatan, diantaranya di kecamatan Kokop, Modung, Geger dan Sukolilo atau Labang,” kata Kadinkes Bangkalan, Ach Muzakki melalui Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P), Walid Yusufi, Selasa (5/9/2017)
Dikatakan dia, ditolaknya tim imunisasi MR itu karena mereka tidak memahami dan menerima informasi yang tidak utuh tentang imunisasi. “Tapi setelah kita melakukan pendekatan kepada kepala sekolahnya, tokoh agama dan tokoh masyarakat akhirnya mereka mau menerima tim imunisasi kami,” jelasnya.
Dijelaskan Walid Yusufi, imunisasi MR untuk mencegah penyakit campak dan Rubella yang digelar Dinas Kesehatan kabupaten bangkalan, akan berakhir nanti pada akhit bulan September. “Pada bulan Agustus awal dimulainya imunisasi MR ini sasarannya adalah anak sskolah mulai SD hingga SMP, termasuk santri di pondok pesantren,” terangnya.
Pada bulan September ini kata Walid Yusufi, tim imunisasi MR dinkes bangkalan akan melakukan imunisasi dengan sasaran bayi yang dilakukan melalui posyandu-posyandu. “Awalnya siswa di Sekolah-sekolah baru ke bayi melalui posyandu,” tuturnya.
Ditambahkan Walid Yusufi, saat ini pelaksanaan imunisasi MR di kabupaten Bangkalan telah mencapai 70,11 persen atau 252.154, pihaknya optimis pada akhir bulan September target imunisasi MR akan tercapai 100 persen. “Sisanya 25 persen, insya allah pada akhir bulan ini bisa tercapai,” katanya.
Dikatakan Walid Yusufi, capai proyeksi 70,11 persen ini, menempatkan kabupaten Bangkalan pada urutan
Nomer 25 dari 38 kabupaten dan kota di Jawa Timur. “Capaian imunisasi rubela 70, 11/tanggal 4 September, kurang 3 minggu insya allah tercapai dan kurang 25 persen, ini masih ada evaluasi nanti,” pungkasnya (hib/shb)