Perjuangan Seorang Kuli Bangunan Di Bangkalan Sembuh Melawan Virus Covid-19
Bangkalan,maduranewsmedia.com- Jarum jam di dinding rumah Sakit Syarifah Ambami Ratoh Ebuh kabupaten Bangkalan seolah berjalan lamban, perasaan terus berkecamuk dengan segudang pertanyaan yang menghantui dirinya pada saat menunggu hasil swab PCR yang dilakukan oleh dokter Rumah Sakit tersebut. seorang laki laki yang sehari hari bekerja sebagai kuli bangunan tengah menunggu hasil Swab PCR apakah positif atau negatif covid-19.
Tak disangka hasil swab PCR Mohammad Huzaini Hayat pria berusia 50 tahun kelahiran kampung Telaga Nangka desa Burneh kecamatan Burneh kabupaten Bangkalan itu positif Covid-19. Padahal pada saat masuk ke rumah sakit keluhannya adalah penyakit Hernia.
Keputusan hasil Swab PCR Dokter Sayrifah Ambami Ratoh Ebuh bangkalan yang menyatakan positif Covid-19 tidak membuatnya shok, Dia tetap sabar menerima hasil keputusan itu dengan harapan semoga keputusan positif Covid-19 tidak membuat dirinya tidak dikucilkan oleh tetangganya.
Setelah dinyatakan postif Covid-19, Huzaini Hayat langsung menjalani isolasi selama 13 hari di rumah sakit Syarifah Ambami Ratoh Ebuh Bangkalan. selama 13 hari menjalani karantina, hari-hari dijalani dengan enjoy tanpa beban. “Selama 13 hari saat karantina kerja saya hanya makan, setelah makan tidur, saya ngak pernah memikirkan penyakit Covid-19, karena penyakit saya bukan Covid-19 tapi penyakit Hernia, jadi saya santai saja,” kata Huzaini Hayat.
Tidak hanya Huzaini hayat yang menaggung beban sosial ketika dinyatakan poistif Covid-19, karena setelah di nyatakan pistif Covid-19, tim satgas penanganan Covid-19 kabupaten Bangkalan langsung mendatangi rumahnya Huzaini Hayat di desa Burneh, tim lnagsung melakukan tes kepada semua keluarga dan melakukan penyemprotan cairan disenfektan. “Alhamdulilah semua keluarga saya negatif,” katanya.
Namun kedatangan tim Satgas penanganan Covid-19 ke rumahnya membuat para tetangga ketakutan dan bingung, sebab, Huzaini Hayat masuk ke rumah sakit bukan karena penyakit Covid-19 akan tetapi penyakit Hernia. “Semua tetangga bertanya-tanya kenapa kok harus disemprot cairan Disenfektan di rumah saya,” tuturnya.
Bagi pria dengan 3 orang anak ini, positif Covid-19 merupakan pengalaman yang paling berharga dalam hidunya, karena ternyata virus asal wuhan itu bisa menyerang siapa saja tanpa adanya gejala. “Berangkat dari pengalmaan yang saya alami itu, saya hanya minta kepada saudara vdan teman-teman untuk berhati hati dan tetap menerapkan protokol kesehatan sebelum terserang virus Covid-19,” jelas Huzaini.
Kuli bangunan yang pernah menjadi Pekerja Migran (PMI) ke Malaysia ini juga berpesan, kalau memang dinyatakan positif Covid-19 oleh Dokter, tidak perlu panik harus dihadapi dengan santai. “Ngak perlu panik karena kalau panik kondisi tubuh akan lemah,” ujarnya.
Selama menjalani Isolasi dan karntina di rumah Sakit Huzaini Hayat menjalaninya dengan berdo,a kepada Allah SWT, semoga penyakait Covid-19 bisa segera sembuh dan dirinya bisa segera pulang dan beraktivitas seperti biuasa sebab dalam keluarganya Huzaini Hayat sebagai tulang punggung untuk menghidupi anak dan isterinya.
Setelah 13 hari menjalani Karantina, dokter kemudian melakukan tes terakhir dan tes terakhir hasilnya negatif. perasaan Huzaini Hayat berbunga-bunga setelah dokter memperbolehkan pulang, namun setibanya di rumah, banyak tetangga yang takut bersalaman dan menghindar saat bertemu. “Awalnya banyak yang takut bersalaman dengan saya, bahkan banyak tentagga yang menghindar ketika berpapasan, namun tidak saya hiraukan, dan sekarang Alhamdulillah semunya kembali seperti biasa, dan sekarang saya bisa bersosialisasi lagi dengan masyarakat,” pungkasnya. (min/shb)