Dua Aktifis JCW Nyaris Dimassa Saat Mau Audensi Soal Realisasi DD Di Kecamatan Palengaan
Pamekasan, maduranewsmedia.com– Dua aktivis Jatim Corruption Watch (JCW) nyaris jadi bulan-bulanan dan nyaris dimassa di Kecamatan Palengaan jumat (21/10/2016). Karena di kejar-kejar massa Kepala desa Badung dan Desa Kacok, akhirnya kedua aktivis JCW yang rencananya akan melakukan audensi soal realisasi alokasi dana desa (ADD) dan Dana Desa (DD) di dua desa tersebut gagal.
Ketegangan itu bermula ketika aktifis JCW mengirimkan surat audensi kepada Kantor Kecamatan Palengaan. Mereka hendak melakukan diskusi soal transparansi program ADD dan DD di Desa Larangan Badung dan desa Kacok. Sebab realisasi anggaran tidak transparan. Bahkan diduga ada tumpah tindih pena-anggaran. Dalam surat resminya, JCW berencana melakukan audensi pukul 08.30 wib.
Namun secara mendadak aktifis JCW menggagalkan audensinya. Sementara pihak kepolisian dan kecamatan sudah siap menerima mereka. Bahkan sejumlah kepala desa pun berdatangan. Mereka sebagian membawa massa ke kantor kecamatan.
Namun camat setempat, Supriyanto memaksa aktivis JCW harus datang. Mereka merasa ditipu oleh aktifis JCW. Sehingga berselang satu jam lebih dua aktifis JCW datang ke Kantor kecamatan. Mereka adalah ketua tim investigas Khairuk Kalam dan satu orang temannya.
Namun puluhan massa kepala desa sudah menunggu di kantor kecamatan. Di areal halaman kecamatan hingga di luar kantor massa disiagakan. Keduanya meminta maaf atas pembatalan audensi tanpa pemberitahuan. Bahkan keduanya mengaku materi yang akan dibahas sudah diselesaikan.
”Kami sudah tidak mau melakukan audensi. Masalah yang kami akan angkat sudah selesai. Kami minta maaf atas gagalnya audensi,”kata Khairul Kalam di depan sejumlah kepala desa, camat dan Kapolsek setempat AKP Soleh.
Keduanya nyaris dimassa oleh warga yang dibawa oleh sejumlah kepala desa. Bahkan aktifis JCW dikejar hingga ke pintu halaman kantor kecamatan. Mereka dibentak-bentak oleh warga yang sudah mengepung mereka. Beruntung polisi segera mengamankan keduanya ke Kantor Mapolsek Palengaan yang tidak jauh dari lokasi.
Sementara itu, Camat Palengaan Supriyanto mengaku kecewa dengan sikap aktifis JCW. Diakui, pihaknya sengaja memaksa mereka tetap datang. Sebab pemberitahuan pembatalan audensi dilakukan mendadak. ”Jelas kami dirugikan. Saya sengaja memaksa mereka datang agar masalah ini selesai,”katanya.
Dia mengakui jika audensi yang akan dilakukan masalah transparansi realisasi ADD dan DD. Sehingga pihaknya sengaja mendatangkan sejumlah kepala desa di lingkungan Kec. Palengaan. Pihaknya melakukan protes di depan dua aktifis JCW.
Dalam pertemuan, itu, juga dihadiri dua kepala desa yang rencananya akan dipersoalkan oleh aktifis JCW. Kades Larangan Badung Musyaffak dan Kades Kacok Baihaki hadir dalam pertemuan itu. Didampingi sejumlah kepala desa, termasuk Ketua Ikatan Kepala Desa (IKASA) Kec. Palengaan Muzammil.
Kapolsek Palengaan AKP Soleh mengaku sudah mempersiapkan pertemuan itu sejak satu hari sebelumnya. Khususnya soal keamanan di lokasi audensi. Sebab sejumlah desa berencana mengerahkan massa. Namun audensi JCW gagal secara sepihak. Sehingga pihaknya berencana akan memintai keterangan soal alasan gagalnya audensi. ”Kami akan periksa kenapa audensi gagal. Ini tidak dibenarkan pembatalan mendadak. Alasannya pun sudah selesai,”ucapnya.
Diakui, pihaknya sengaja mengamankan dua aktifis JCW ke Mapolsek setempat. Jika tidak mereka akan jadi sasaran amukan massa. Selain itu, pihaknya mengaku akan memeriksa keduanya. Sebab tujuan audensi yang dilakukan secara mendadak gagal tanpa alasan yang jelas.
Di lokasi yang sama, Ketua IKASA Kec. Palengaan Muzammil membantah jika berencana mengerahkan massa. Namun pihaknya mengaku jika kepala desa merasa terganggu para pendukungnya secara otomatis tidak terima. Sehingga pihaknya menginginkan audensi selesai tanpa masalah.. (rhm/shb)