Ini Kata Plt Bupati Bangkalan Terkait Kasus Santri Yunior Yang Tewas Dianiaya Seniornya
Bangkalan,maduranewsmedia.com-Kasus Santri Yunior yang tewas karena diduga dianiaya santri senior yang terjadi disalah satu pondok pesantren di kecamatan Geger kabupaten Bangkalan mendapat tanggapan dari Plt Bupati Bangkalan, Drs H Mohni. “Marilah kita semua hidup saling kompak apalagi sesama santri pondok pesantren, jangan saling bermusuhan, khusus santri yang berada di pesantren saling rukun sesama teman mu karena sama-sama menimbah ilmu dengan harapan barokah kiai,” Kata Mohni sapaan akrabnya Plt bupati Bangkalan ,Sabtu (10/03/2023).
Dikatakan Mohni, tujuan masuk ke pondok pesantren itu belajar dan menimba ilmu agama. “Pondok pesantren disamping tempat untuk menimba ilmu agama juga untuk belajar tatakrama terhadap sesama, serta untuk menjaga silahturahmi yang dari awal satri yang satu dan yang lain tidak kenal, kemudian saling kenal, maka janganlah bermusuhan apalagi saling baku hantam,” jelasnya.
Dijelaskan Mohni, pemkab tidak melakukan pengawasan kepada pondok pesantren, akan kalau pesantren itu ada Madrasah-nya atau lembaga SMP dan SMA maka masih ada pengawasan. “Kalau pondok pesantren bukan pengawasan pemkab dikarenakan Otoritas berdiri mandiri, kecuali ada madrasah pengawasannya dari Kemenag kalau SMP dan SMA dalam pengawasan dari dinas pendidikan setempat, ” terangnya
Sementara itu, Ketua Tanfidziyah PCNU Bangkalan, RKH Muhammad Makki Nasir menyampaikan bela sungkawa atas kasus yang menimpa santri di salah satu ponpes di kecamatan Geger itu. “Kami menyampaikan bela sungkawa sedalam-dalamnya kepada korban terkait peristiwa tersebut, kami berharap keluarga korban tetap bersabar dan tawakal, marilah kita serahkan kepada pihak kepolisian polres bangkalan yang menangani, dan kami mengharapkan kejadian ini yang terakhir serta perlu diingat hal negatif tidak hanya ditempat jelek ditempat suci pun bisa terjadi, ” pungkasnya (edi/shb)