HEADLINEOLAH RAGATERKINI

Kalau Pembekuan PSSI Dicabut, Kita Bajak Indra Sjafri Dari Bali

Ubai Baiquni
  Ubai Baiquni

Oleh :  Ubai Baiquni

Sejak Indra Sjafri didapuk melatih Bali United tahun lalu, pulau dewata seketika menjelma menjadi raksasa sepak bola Nasional. Ya, seketika.
Meskipun belum terbukti dalam hal trofi, tapi semua sepakat bahwa sepak bola Bali berada di trek yang tepat untuk semakin berkembang dan maju secara signifikan. Suporter merasa aman, pemilik klub pun demikian. Pembinaan pemain muda juga tak perlu diragukan.

Hal besar yang dilakukan coach Indra di Bali adalah keputusannya menantang klub-klub elit nasional tanpa pemain asing. Plus, dengan mendorong talenta lokal Bali untuk naikkan daya saing. Mantan pelatih Timnas U-19 itu bahkan menjanjikan gelar juara liga pada 2020. Sejauh ini cukup berhasil. Permainan Bali United relatif baik, talenta lokal Bali mendapat tempat di skuat inti, sponsor berdatangan dan sekali lagi, pemilik klub dan seluruh stakeholder merasa tenang.

Singkatnya, saya hanya ingin bertanya, saat sepak bola nasional sedang seperti ini, stakeholder sepak bola Bali mana yang resah?
Ditangan Indra Sjafri, saya berani menjamin seluruh stakeholder sepak bola Bali tengah menunggu -dengan penuh ketenangan, gelar juara yang ditargetkan. Optimisme semacam ini yang diperlukan sepak bola nasional yang sedang merencanakan revolusi.

Menurut saya, Indra Sjafri lebih pantas memimpin ratusan klub nasional daripada 30 pemain Bali United. Maaf, bukan saya menyudutkan Semeton Dewata. Tapi harus saya katakan bahwa kami butuh pelatih anda untuk kepentingan sepak bola yang lebih besar lagi. (Dua kalimat terakhir harus saya tulis karena saya yakin mayoritas publik sepak bola Bali akan menentang tulisan ini.)

Klub-klub yang merupakan mayoritas pemilik suara PSSI membutuhkan sosok yang bisa dipercaya. Dan opsinya mengurucut pada coach Indra.
Integritas dan kegilaan Indra Sjafri yang menyapa publik sepak bola tanah air dalam satu bahasa, sepak bola, adalah yang saat ini dibutuhkan. Saya rasa tak ada yang mampu menyaingi pelatih yang nyaris meloloskan Indonesia ke Piala Dunia tersebut untuk saat ini.

Sepak bola kita sedang berada di fase krusial. Seluruh pihak terkait harus cermat dan hati-hati. Salah memilih orang di kepengurusan PSSI pada KLB mendatang ini bukan main efeknya. Kita sudah membayar terlalu mahal untuk berada pada fase ini.

Tulisan ini muncul dari keresahan saya pribadi saat meraba-raba siapa sosok ketua umum PSSI yang “right man on the right place” pasca KLB yang rencananya dilangsungkan 6 bulan hingga 12 bulan lagi.