Kisah Achmad Amzeri Dosen UTM Peraih Prestasi Sains Teknologi Pada UTM Award 2022
Bangkalan,maduranewsmedia.com- Achmad Amzeri Dosen Prodi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura (UTM) adalah salah seorang Dosen yang menerima penganugrahan kepada program studi, dosen, tenaga kependidikan (Tendik), serta mahasiswa yang berhasil menorehkan prestasi terbaik di lingkungan kampus maupun di luar kampus dari Rektor Universitas Trunojoyo Madura (UTM) Dr. Drs. Ec. H. Muh Syarif, M.Si pada Puncak penghargaan bertajuk ‘UTM Award’ yang digelar di gedung rektorat lantai 10 pada Kamis tanggal 28 Juli 2022. Lalu seperti apa kisahnya dan apa yang dirasakan pria kelahiran kabupaten Lumajang tahun 1974 setelah meraih prestasi sebagai dosen Sains teknologi ini ?. “Ya ada rasa bangga dan malu, karena tidak sesuai, sebab saya masih merasa kurang. Kalau bangga iya karena saya merasa jerih payah saya selama ini diapresiasi,” kata Amzeri sapaan akrabnya Dosen Prodi Agroteknologi ini kepada maduranewsmedia.com, Ahad (07/08/2022).
Untuk bisa meraih dosen berprestasi Sains teknologi banyak hal yang harus dilakukan oleh Amzeri yang mulai mengabdi sebagai dosen di UTM sejak tahun 2006 ini. “Di tridharma UTM (pengajaran, Penelitian dan Pengabdian Masyarakat) salah satunya adalah pendidikan, mulai dari mengajar, membuat bahan bahan ajar, kemudian inovasi pembelajaran, yang kedua di bidang penelitian. yang sudah bisa diinovasikan yang dihilirisasikan, kemudian publikasi publikasi artikel baik nasional maupun internasional dan yang ketiga adalah pengabdian. Jadi, kita sudah punya petani petani binaan jagung, Melon, dengan bermitra bersama teman teman petani yang ada di empat kabupaten,” jelas pria 3 orang anak yang menyelesaikan studi S-3 di UGM tahun 2015 ini.
Selain itu kata Amzeri, penilaian yang dilakukan adalah riwayat kepangkatan dan jabatan. “Yang melakukan penilaian adalah UNAIR. Jadi eksternal.kemudian UNAIR merengking semua dosen, karena setiap fakultas di UTM mengusulkan nominator. selain mejadi dosen saya juga ketua LPPM UTM. jabatan Ketua LPPM ini kan sebenarnya tugas tambahan dari universitas,” terang Alumni Universitas Brawijaya Malang ini.
Sebab kata Amzeri, banyak teman-teman Dosen setelah masuk ke jabatan struktural lupa kepada tupoksi-nya. “Kadang- kadang memang banyak teman teman itu ketika masuk ke jabatan struktural lupa dengan tupoksi utamanya, kalo saya tidak, saya harus punya target tridharma, ini harus sekian dan itu harus saya target terus, dan alhamdulillah akhirnya saya bisa berprestasi, saya juga tidak tahu kenapa bisa meraih sebagai dosen yang berprestasi di Sains Teknologi ini, yang jelas mungkin karena karena memang saya konsisten dengan tupoksi itu aja,” tuturnya.
Setelah Lulus S-3, Amzeri semakin sadar akan jabatannya sebagai dosen. “Setelah lulus S-3 saya mulai sadar dan yakin bahwa kepangkatan, kemudian jabatan fungsional itu salah satu indikator bahwa kita melaksanakan tugas negara dengan baik. Jadi itu yang saya lakukan ya tridharma itu. kan penilaiannya itu tridharma, jadi pendidikan penelitian pengabdian kemudian adalah faktor penunjang, ya empat item itu yang dinilai,” katanya.
Suami Erli Rusiana guru SMAN-1 Bangkalan ini berharap prestasi yang diraihnya bisa memberikan manfaat kepada masyarakat dan juga UTM tempatnya mengabdi. (min/shb/*)