Kondisi Sejumlah Pasar Tradisional Di Bangkalan Memprihatinkan
Bangkalan, maduranewsmedia.com– pada musim hujan seperti saat ini, kondisi sejumlah pasar tradisional di kabupaten sangat memprihatinkan, selain becek, los yang ditempati para pedagang tersebut banyak yang bocor. Padahal target retrebusi pasar tradisional untuk pendapatan asli daerah (PAD) setiap tahun selalu dinaikkan. “Kami sudah mengajukan ke kantor untuk perbaikan los dan perbaikan fasilitas lainnya, namun sampai saat ini belum dapat,” kata salah seorang Kepala Pasar yang mewanti-wanti agar namanya tidak disebutkan, Selasa (20/04/2016).
Kepala kantor Pengelolaan pasar kabupaten Bangkalan Mulyanto Dahlan dikonfirmasi melalui Kasi Kebersihan, Agus Sucipto menjelaskan, dari 29 pasar tradisional yang ada dikabupaten bangkalan, sejumlah pasar memang sarana dan prasarananya kurang memadai. “Untuk revitalisasi memang kami prioritaskan kepada pasar-pasar yang kondisi sarana dan prasarananya sangat parah,” kata Agus Sucipto.
Dikatakan dia, pada tahun anggaran 2016 ini ada 3 pasar tradisional yang memperoleh revitalisasi perbaikan los, sarana dan prasarana lainnya dengan anggaran Rp 2 Milyar. “Untuk Revitalisasi pasar tradisinal tahun ini ada 3 pasar yaitu Pasar Kwanyar, kecamatan Kwanyar, Pasar Langkap kecamatan Burneh dan Pasar Dupok kecamatan Kokop,” jelas Agus panggilan akrabnya kasi Kebersihan kantor Pengelolaan pasar tersebut.
Lebih lanjut Agus Sucipto menjelaskan, untuk pasar tradisional lainnya yang masih belum tersentuh revitalisasi akan dianggarkan pada tahun depan. “Pasar-pasar tradisional yang telah mengusulkan, Insya Allah akan diusulkan pada tahun depan seperti pasar Blega dan pasar Tanah Merah,” tuturnya.
Terpisah anggota Komisi B DPRD bangkalan, Muhlis As-Suryani mengatakan, masalah keberadaan pasar tradisional yang kondisinya becek pada saat hujan itu sebenarnya sudah dikomunikasikan kepada kantor Pengelolaan pasar. “Kami sudah mengkomunikasikan ke kantor Pengelolaan pasar, dan kami menekan ke kantor pasar agar retrebusi dari pasar itu dikembalikan ke pasar untuk perbaikan sarana dan prasarana,” kata Muhlis.
Politisi PKS ini mengatakan, selam ini Dewan tidak pernah mengevaluasi anggaranyang diajukan oleh kantor Pengelolaan pasar. “Kami tidak pernah mengevalauasi anaggaran yang dijaukan kantor pasar ini untuk pembenahan pasar tradisional, dan kita selalu mendukung agar anggaran kantor Pasar di tambah terus, agar tempat belanja masyarakat desa itu nyaman. Kalau pasar tradisional sudah tidak nyaman lagi, maka mereka para pembeli akan pindah ke pasar modern,” tuturnya.
Ditambahkan Muhlism, anggaran untuk revitalisasi pasar tradisional sebesar Rp 2 Milyar untuk perbaikan 3 pasar tradisional itu sangat kurang. “Paling tidak setiap tahun dianggarkan revitalisasi untuk 7 pasar, sehingga pada khir kepemimopinan bupati Momon, masalah pasar tradisonal ini sudah tuntas,” pungkasnya.(hib/shb).