Tolak Rasisme, Masyarakat Bangkalan Gelar Deklarasi Cinta NKRI
Bangkalan,maduranewsmedia.com– Deklarasi Cinta NKRI dan Pernyataan sikap bersama menolak Rasisme demi keutuhan NKRI digelar masyarakat kabupaten Bangkalan di halaman Stadion Gelora Bangkalan. Acara yang diikuti oleh Forkompimda dan Masyarakat itu sebagai bentuk cnita NKRI. para peserta deklarasi cinta NKRI memakai Ikat kepala merah putih dan maskot khas Suku Papua sebagai bukti cinta tanah air. “Deklarasi damai ini sebagai bentuk cinta kepada NKRI,”kata Wakil Bupati Bangkalan, Moh Mohni, disela-sela acara Deklarasi cinta NKRI di halaman SGB, Senin (26/8)
Dikatakan Mohni, acara seperti ini sangat perlu dilakukan untuk menguatkan NKRI bagi masyarakat yang ada di Kabupaten Bangkalan “Semua elemen masyarakat yang ada di kabupaten bangkalan baik masyarakat madura, jawa luar jawa, Papua dan NTT serta para santri,birokrasi, TNI-Polri semuanya cinta NKRI,” jelas Mohni.
Sementara itu, Wakapolres Bangkalan, Kompol Hendy Kurniawan S.Sos menjelaskan, digelarnya acara deklarasi cinta NKRI ini dalam rangka merespon adanya beberapa pihak yang ingin memisahkan diri dari negara kesatuan. “Kita ingin negara ini tetap tidak terpecah belah, kita semua tetap bersaudara dengan siapapun juga termasuk dengan warga Papua, disini (Bangkalan Red) tidak ada ancaman, tidak ada diskriminasi rasis, kita semua bersaudara, jadi dengan momen ini, suku Papu, Aceh dan semua suku di Indonesia satu tidak terpecah-pecah,” kata Hendy.
Dikatakan Hendy, meskipun ada isu rasis namun masyrakat dari suku papu dan sukulain di Indonesai yang ada di kabupaten Bangkalan tetap Soiid. “Di kabupaten Bangkalan tetap solid, warga Papau yang ada disini tetap melakukan aktifitasa seperti biasa, warga Papua yang kuliah di UTM tidak ada gangguan apa-apa,” terangnya.
Salah seorang warga Papua yang tinggal di kabupaten Bangkalan Bram Asmuruf meminta agar kepada masyarakat Papua untuk tetap menjaga kesatuan dan persatuan demi terwujudnya pembangunan di seluruh bidang dan wilayah yang ada di Indonesia. “Mungkin hanya satu atau dua orang yang mengucapkan rasisme, tapi dampaknya besar karena mengacu pada suatu kelompok atau suku. Mengingat NKRI ini dibangun atas dasar ketuhanan dan Bhineka Tunggal Ika, oleh sebab itu jangan sampai ada satu kelompok yang merasa menang sendiri dan paling hebat,” pungkas Bram yang saat ini menjadi guru pengajar PKN di SMAN 4 Bangkalan. (hib/shb)