Anggota DPR RI Dapil Madura, Ra Hasani Setuju Bahaya Radikalisme Masuk Kurikulum Sekolah
Bangkalan,maduranewsmedia.com– Dalam acara sosialisasi empat pilar di Pondok Pesantren Nurul Cholil, Anggota DPR RI Dapil X Madura, Hasani Bin Zuber menerima usulan dari masyarakat agar materi tentang bahaya radikalisme dimasukkan dalam kurikulum di semua jenjang pendidikan dalam kurikulum sekolah. “Materi tentang bahaya dan bagaimana mencegah radikalisme, sangat pas untuk dimasukkan dalam kurikulum pendidikan,” kata Hasani Bin Zubair saat menanggapi usulan dari peserta sosialisasi empat pilar yang digelar di Pondok Pesantren Nurul Cholil, Kelurahan Demangan, Kabupaten Bangkalan, Sabtu (23/11/ 2019).
Anggota DPR RI yang juga Ketua GP Ansor Bangkalan ini setuju.dengan usulan dari peserta sosialisasi itu, apalagi, saat ini muncul wacana dari Kementrian Agama akan merombak total buku pelajaran agama.
Dalam sosialisasi dengan Peserta dari civitas pondok pesantren yang mulai dari pengurus pesantren, para guru dan siswa kelas Aliyah itu. memaparkan tentang bahaya radikalisme. Bahwa Radikalisme tidak identik dengan satu agama. Sikap radikal bisa muncul di semua agama. “Radikalisme tidak ada kaitan dengan agama,” jelas kader partai Demokrat ini
Ra Hasani sangat menyayangkan pernyataan Menteri Agama RI, Fachrul Rozi tentang cadar dan cingkrang. Karena dapat disalah artikan bahwa radikal hanya identik dengan islam.
Dijelaskan dia, kenapa Pancasila menjadi dasar negara. Gagasan Pancasila dilahirkan melalui pemikiran yang didasarkan atas kontemplasi para Pendiri Bangsa (The Founding Fathers) dengan kondisi realita yang ada.
Menurutnya, Pancasila adalah ideologi yang pas karena dapat membangun suasana kehidupan dalam keberagaman agama, bahasa, adat serta antar golongan agar hidup berdampingan dalam bingkai suasana kekeluargaan. “Kenapa ada istilah NKRI harga mati? Karena kalau harga hidup masih ditawar lagi,” terang Ra Hasani disambut gelak tawa hadirin.
Yang terpenting menurut Hasani adalah sosialisasi tentang empat pilar kebangsaan yaitu UUD 45, Pancasila, Bhinneka Tungg Ika, NKRI tidak hanya berhenti di acara sosialisasi. Tapi juga diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. “Masing-masing santri harus terus mensosialisasikan tentang ini, minimal ke lingkungan tempat tinggal dan orang-orang terdekat,” pungkasanya.(hib/shb)