HEADLINEHUKUM & KRIMINALMEDURREH ONGGUPERISTIWAPOLITIK & PEMERINTAHANTERKINI

Antsipasi Konflik Antara Nelayan, Polair Polres Bangkalan Lakukan Patroli

 

patroli laut

Bangkalan, maduranewsmedia.com Untuk menindak lanjuti laporan dari Kades dan Camat Kwanyar terkait adanya Kapal dari nelayan Pasuruan yang menggunakan alat tangkap  pukat Harimau dan untuk mengantisipasi terjadinya konflik antar nelayan, Senin (16/4/2018), Kasat Polair Res Bangkalan, AKP Irma Sumiati beserta 8 orang ABK melaksanakan Patroli hot spot dan Polmas Perairan dikawasan perairan Labang, Sukolilo dan Modung

Dalam patroli tersebut, Kasat Polair Res Bangkalan, AKP Irma Sumiati langsung mendekati perahu milik Ali dan Aeni. Di perahu tersebut, anggota polair polres Bangkalan lakukan pemeriksaan terhadap alat tangkap yang digunakan para nelayan. “Pokoknya jangan sampai berkelahi dengan nelayan Kwanyar,” kata Irma Sumiati kepada nelayan Pasuruan.

Kepada para nelayan, AKP Irma Sumiati meminta agar menjaga kerukunan antar nelayan dan tidak menggunakan alat tangkap yang dilarang,”Hati-hati ya, pokonya cari ikannya jangan terlalu minggir ke sana,” tuturnya.

Selain meminta agar suapaya nelayan tidak menggunakan alat tangkap dan tidak berkelahi antar nelayan, Irma Sumiati meminta agar supaya para nelayan turut serta secara aktif dalam mencegah pencurian diatas kapal serta memberikan pemahaman tentang bahaya Radikalisme dan anti pancasila.

Irma Sumiati juga menyampaikan pesan keselamatan berlayar,serta menyampaikan larangan tentang memasang,menempel,memajang ataupun menggambar sesuatu yang berkaitan dengan faham komunis dan anti pancasila dimanapun,seperti contoh memajang gambar palu arit yang identik dengan PKI dan melaporkan pada aparat apabila melihat hal tersebut serta menghimbau untuk menghindari konflik nelayan.

Kasat Polair Res Bangkalan, AKP Irma Sumiati membagikan bendera merah putih agar nelayan  mengganti bendera perahunya dengan bendera merah putih.”Jika ada hal-hal yang  dapat terjadinya konflik agar segera melaporkan kepada Satpolairud,” pungkasnya.

Dalam patroli tersebut , Polair tidak menemukan kapal pasuruan yang menggunakan pukat harimau, para nelayan tetapi menggunakan jaring tradisional. (hib/shb)