Derita Petani Cabe Desa Kapor Burneh, Gegara Badai Lanina Harus Lakukan Panen Dini
Bangkalan,maduranewsmedia.com- Pagi ini matahari sepertinya malu-malu menampakan sinarnya karena mendung menggelayuti langit di desa Kapor kecamatan Burneh kabupaten Bangkalan. seorang ibu berumur sekitar 35 tahun duduk bersandar didepan biliknya sambil menatap cabe-cabe merah yang masih muda yang menumpuk yang berada didepannya. “Cabe merah ini belum waktunya dipanen, tapi karena banjir terpaksa dipanen dini,” kata Amriyah sambil memperbaiki jilbabnya.
Harapan warga desa Kapor Utara ini untuk bisa menikmati hasil Panen cabe merahnya punah, setelah selama 10 hari hujan mengguyur desanya. “Seandanya tidak diguyur hujan, 15 hari lagi tanaman cabe merah saya ini bisa dipanen normal, ya mau gimana lagi pak,” turur Amriyah sembari meneguk sisa air minum yang ada di botol air kemasan.
Seandainya Badai Lanina tidak menghempaskan harapan para petani cabe ini, mereka bisa mengantongi uang Rp 15 juta hingga Rp 20 juta pada saat panen. “Kalau sudah dipanen dini seperti ini, harga cabe yang masih hijau ini dihargai Rp 2 ribu/kg-nya. daripada tidak jadi uang ya terpaksa dipanen dini,” ujar Amriyah.
Upaya panen Dini yang dilakukan Amriyah serta petani cabe lain cdi desa Kapor ini untuk memperkecil kerugian. “Pada saat tanam saya mengelurakan Modal Rp Rp 4 juta hinnga Rp 5 juta, kalau ngak dipanen sama sekali, kita rugi, agar kerugia tidak terlalu besar ya kita lakukan oanen dini,” katanya.
Akankah nasib petani cabe di desa Kapor pada musim tanam tahun ini akan dialami pada musim tanam tahun depan ? “Saya harap nasib petani cabe yang jadi korban dapat bantuan dari pemerintah dan saya sangat berharap semoga nasib seperti tidak terjadi pada tahun depan,” kata Amriyah sambil memisahkan antara vcabe yang masih hijau dengan cabe yang sudah merah. (hib/shb)