Diterjang Angin Puting Beliung, Tanaman Padi Milik petani Desa Burneh Rata Dengan Tanah
Bangkalan,maduranewsmedia.com– Akibat diterjang angin puting beliung, tanaman padi di dusun Karang Anyar desa Burneh kecamatan Burneh kabupaten Bangkalan rata tanah dengan tanah. Agar tanaman padi tersebut bisa dipanen, para petani berupaya mendirikan tanaman padi yang roboh itu dengan mengikatnya memakai tali rafia. “Kalau tidak didirikan bulir padi ini akan busuk terendam air dan tidak bisa dipanen,” kata salah seorang petani dusin Karang Anyar Nur Qomariyah, Selasa (26/02/2019).
Dikatakan dia, untuk mendirikan tanaman padi yang roboh tersebut, dirinya membeli tali rafia dan menyuruh orang untuk mengikat tanaman padi tersebut. “Ongkosnya untuk mengikat tanaman padi ini Rp 50 ribu/hari, minimal 2 orang pekerja yang saya suruh mengikat tanaman padi yang roboh,” jelasnya.
Dijelaskan Nur Qomariyah, dirinya rela merogoh kocek untuk membeli tali rafia dan membayar orang untuk mengikat tanaman padi yang roboh itu, agar kerugiannyang diderita tidak terlalu banyak.”Kalau didirikan dan diikiat kan masih bisa bisa dpanen, kalau dibiarkan saya tambah rugi, karena tidak bisa dipanen, padahal pada awal musim tanam saya sudah mengeluarkan biaya Rp 3 juta,” terangnya.
Terpisah Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan Holtikultura dan Perkebunan kabupaten Bangkalan, Abdullah Fanani menjelaskan, pihaknya telah menerjukan Petugas Hama penyakit dan petugas Perlindungan tanaman untuk melakukan pendataan terhadap tanaman padi yang roboh akibat dampak Fenomena Iklim.. “Hasil pendataan yang kita lakukan, dari luas hamparan 50 Hektar yang terkena angin puting seluas 2 Hektar,” kata Abdullah Fanani.
Dikatakan dia, komoditas padi yang terkena puting beliung itu yang ditanam oleh anggota Kelompok Tani Wulan satu kecamatan Burneh itu adalah varietas Chiherang. “Ya tanaman padi yang roboh itu kita cek dalam 3 hari sampai 1 minggu apakah bisa pulih lagi. Namun kita melihat masih ada harapan dengan catatan tidak terkena angin lagi,” terang Fanani panggilan akrabnya Kadis Pertanian itu.
Oleh sebab itu kata Fanani, Petugas dari Dinas Pertanian Tanaman Pangan Holtikultura dan Perkebunan kabupaten Bangkalan yang turun ke lokasi bencana memberikan rekomendasi agar supaya petani membuang air dilahan tanam padi yang roboh, mengikat padi yang roboh dengan tali rafia per 4 rumpun dan pengamatan yang intensif.
Kabid Tanaman Pangan Geger Hery Susianto mengharapkan agar para petani yang tergabung dalam kelompok tani Wulan satu kecamatan Burneh tidak terburu-buru untuk melakukan panen dini. “Janganlah kalau panen dini karena akan berdampak terhadap serapan gabah kita,” kata Geger Hery Susianto.
Ditambahkan Geger, cara satu-satunya agar supaya para petani tidak rugi, supaya mendirikan tanaman padi yang roboh dengan mengikat memakai tali rafia. “Cara satu satunya ya itu didirikan lagi tanaman yang roboh itu,” pungkasnya. (hib/shb)