Efisiensi Biaya, BPS Bangkalan Akan Lakukan Survey Sensus Penduduk Online
Bangkalan,maduranewsmedia.com- Agar supaya efisiensi biaya pada program 10 tahunan, Badan Pusat Statistik (BPS) kabupaten Bangkalan akan melakukan survey sensus penduduk online pada tahun 2020 ini. “Di Bangkalan sensus penduduk akan dilakukan pada pertengahan bulan Pebruari ini, namun tidak sepenuhnya menggunakan metode online, akan tetapi juga menggunakan metode sebelumnya yakni wawancara,” Jelas kepala Badan Pusat Statistik Bangkalan, Widarto, Rabu (05/02/2020)
Dijelaskan dia, metode wawancara ini masi digunakan, karena masih banyak masyarakat Bangkalan yang masih buta tekhnologi dan kurang terpenuhinya jaringan internet bagi masyarakat yang tinggal di kawasan pedesaan atau pelosok.desa. “Kami rasa penggunaan metode online ini hanya berjalan 20 persen, karena masih banyak masyarakat Bangkalan yang belum memiliki HP android apalagi masyarakat yang masih tinggal di pelosok, jaringan internetnya tidak ada,” terang Widarto sapaan akrab Kepala Badan Pusat Statistik Bangkalan ini.
Ditambahkan Widarto, terbatasnya fasilitas yang menyebabkan metode wawancara tetap digunakan pada survey sensus penduduk tahun 2020 ini. .”Untuk metode lebih dari 80 persen penduduk Bangkalan masih menggunakan metode wawancara, hanya sebagian yang menggunakan online yakni ASN, TNI/POLRI dan mahasiswa saja yang diwajibkan, apalagi ini kan masih awal,” imbuhnya
Untuk masyarakat di pelosok kata Widarto, karena masih banyak perangkat desa yang juga belum paham tekhnologi,.maka sensus dengan metode wawancara sendiri dibedakan waktunya, yakni pada Bulan Juli mendatang.. “Kami sudah mengusahakan langsung untuk daerah pelosok, namun masih banyak perangkat desa yang belum mengerti tekhnologi jadi akhirnya tetap menggunakan metode lama yang akan dilaksanakan pada bulan Juli,” tuturnya.
Untuk Sosialisasi imbuhnya, BPS masih berencana akan melakukan sosialisasi walaupun sudah mendekati hari sensus penduduk serentak. “Kami masih merencanakan beberapa harl untuk mensosialisasikan, tapi sepertinya memang masyarakat Bangkalan yang menggunakan metode online hanya dibawah 20 persen saja,” pungkasnya. (ver/shb)