Ketua PPT Bangkalan Kunjungi Siswi Korban Pemukulan Guru Di SMPN-1 Kamal
Bangkalan, Maduranewsmedia.com– Kekerasan terhadap perempuan dan anak menjadi perhatian serius Pusat Pelayanan Terpadu (PPT) Bangkalan. Setelah melakukan pendampingan terhadap korban pemerkosaan Bunga (14) warga Desa Kompol kecamatan Geger, Jumat (26/02/2016) PPT Bangkalan kembali memberikan pendampingan terhadap Hana (15) warga Banyu Ajuh kecamatan. Siswi yang masih duduk di kelas IX SMPN-1 Kamal itu menjadi korban pemukulan guru Bahasa Inggris disekolah tersebut.
Ketua PPT kabupaten Bangkalan, Hj Nadhifah Qudsiyah Mondir, menjelaskan, kehadiran PPT Ke SMPN-1 Kamal itu untuk memberikan pendampingan terhadap siswi yang menjadi korban pemukulan gurunya.”kita mau memfasilitasi dan mediasi, karena kasus ini muncul hanya karena kesalah pahaman saja,” kata Nadhifah Qudsiyah Mondir saat mengunjungi SMPN-1 Kamal.
Dikatakan Nadhifah Qudsiyah, pendampingan PPT terhadap korban kekerasan perempuan dan anak ini terus menerus dilakukan, agar kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak di kabupaten bangkalan tidak terjadi lagi. “Pendampingan ini kami lakukan untuk meminimalisir kekerasan terhadap perempuan, dan kami ingin kedepan kasus-kasus seperti ini tidak terjadi lagi,” jelas Qudsiyah yang juga Ketua Fatayat NU bangkalan ini.
Lebih lanjut Qudsiyah yang juga Isteri Wakil bupati bangkalan Mondir A Rofii ini menjelaskan, PPT seringkali melakukan pendampingan ketika ada kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak, “Kami sudah banyak memberikan pendampingan terhadap kasus kekerasan yang menimpa perempuan dan anak, kasus pemerkosaan di kecamatan Geger, kasus Pemerkosaan yang menimpa SD di kecamatan sepulu dan kasus pemukulan siswi di kecamatan kamal ini, pad aintinya kami hanya memfasilitasi mediasi agar korban-korbannya ini tidak trauma,” tuturnya.
Kepala Sekolah SMPN-1 kamal, Mohammad Husdi mejelaskan, setelah terjadi kasus tersebut, pihaknya telah melakukan pembinaan kepada guru-guru. “kita melakukan pembenahan kedalam dengan memberikan pembinaan kepada guru,” kata Husdi.
Sementara itu Hana korban pemukulan mengaku masih trauma dan takut bertemu dan melihat guru yang telah memukulnya itu. “Sebelumnya saya masih tarutama dan masih takut, tapi setelah dipertemukan oleh bapak kepal asekolah dan bersalam, sekarang rasa trauma itu sudah berkurang,” pungkas Hana. (hib/shb)