HEADLINEPERISTIWAPOLITIK & PEMERINTAHANTERKINI

Petani Masuki Masa Tanam MP-2, 50 Persen Sawah Tadah Hujan Beralih Ke Tanaman Palawija

 

para petani saat melakukan tanam padi, isnsert, Kadispartanak, A Fanani
para petani saat melakukan tanam padi, isnsert, Kadispartanak, A Fanani

Bangkalan,Maduranewsmedia.com- Belasan ribu petani di Kabupaten Bangkalan kini mulai menakuni masa tanam untuk Musim Penghujan Kedua (MP-2). Hanya saja, berbeda dengan siklus masa tanam MP-1 pada kisaran Desember s/d April lalu, disepanjang masa tanam MP-2 kali ini, tidak seluruh lahan pertanian seluas 29.583,4 ha yang tersebar di 18 Kecamatan, sepenuhnya ditebari benih tanaman padi. Pasalnya, sebagian petani yang bercocok tanam di arael persawahan tadah hujan, mulai beralih ke ragam jenis tanaman palawija.

“ Paling tidak, sekitar 50 persen dari areal perwasahan tadah hujan seluas 21.583 ha lebih kelolaan para petani, disepanjang masa tanam MP-2 kali ini, akan mulai ditanami palawija,” kata Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan (Dispertanak) Bangkalan, Ir Abdullah Fanani,MMP, Senin (23/5) pagi tadi, di ruang kerjanya.

Biasanya, seperti tahun-tahun sebelumnya, beberapa jenis tanaman palawija bernilai ekonomis cukup tinggi, kembali akan menjadi pilihan petani disepanjang masa tanam MP-2 saat ini.Diantaranya adalah cabe rawit, cabe besar, cabe keriting, kedele, kacang tanah, kacang hijau, jagung, singkong atau ketela rambat.

“Itu menjadi pilihan petani, karena harga hasil panenannya nanti, tidak akan beda jauh dengan harga hasil panen tanaman padi,” tandas Fanani. Dengan demikian, meski disepanjang masa tanam MP-2 kali terjadi kebijakan alih tanaman, namun secara finansial tak akan merugikan petani.

Menurut Fanani, ada beberapa pertimbangan mengapa ketika memasuki masa tanam MP-2, sebagian petani yang bercocok tanam di areal perwasahan tadah hujan, latah menerapkan kebijakan alih tanaman. Diantaranya, sekitar 50 persen dari total areal sawah tadah hujan seluas 21.583 ha yang ada, tehnik dan sirkulasi pengairannya, sepenuhnya bergantung pada air hujan.

Itu sebabnya, ketika masa tanam MP-2 yang kaprah terbentang mulai kisaran akhir Mei s/d Agustus tiba, sebagian petani lalu mematok kebijakan alih tanaman dari padi ke palawija. Pasalnya, sekitar 50 persen dari areal persawahan tadah hujan yang ada, hanya akan mendapat pasokan air hujan disepanjang Mei saja, sementara untuk tiga bulan berikutnya tak akan tersentuh guyuran air hujan lagi.

Namun tidak demikian dengan sekitar 50 persen areal persawahan tadah hujan yang sudah memiliki kelengkapan sumur bor air tanah. Para petani pengelola di dalamnya  akan tetap bercocok tanaman padi. Alasannya mudah ditebak. Sawah kelolaan mereka akan tetap rutin mendapat pasokan air dari sumur bor air tanah.

Dengan demikian, bisa disimpulkan di sini, bahwa disepanjang masa tanam MP-2 kali ini, benih tanaman padi akan tetap ditebar petani dia atas hamparan sawah tehnik (tersentuh jaringan irigasi) seluas 8.000 ha, berikut 50 persen dari areal sawah tadah hujan seluas 21.583 ha lebih. Sedangkan 50 persen sawah tadah hujan lainnya, paling tidak sekitar 11.000 ha lebih, menurut Fanani, akan mulai ditanami ragan jenis tanaman palawija. (Sjam/shb)