Wakil Ketua Demokrat Pamekasan Terancam Dipolisikan, Karena Sebut GMNI Lahir Dari PKI Di Akun Facebooknya
Pamekasan, maduranewsmedia.com– Wakil ketua Partai Demokrat Pamekasan terancam di laporkan ke pihak kepolisian lantaran menulis status di Akun facebook Faried Tamim H memposting status lahirnya tiga organisasi kemahasiswaan, yaitu Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), dan Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Pamekasan. Dalam postingannya, PMII lahir dari rahim NU, HMI lahir dari rahim Muhammadiyah, dan GMNI lahir dari rahim partai komunis Indonesia (PKI).
Postingan tersebut menui kecaman dari aktivis GMNI, karena tidak terima organisasi itu disebut lahir dari PKI. Status facebook yang dinilai mengandung unsur pencemaran nama baik organisasi itu dihapus dua jam kemudian setelah menuai kecaman dari netizen.
Faried Tamim H merupakan politisi Demokrat. Segaligus menjabat sebagai wakil ketua Demokrat pamekasan Bahkan K Faried, sapaan akrabnya itu, pernah menjabat sebagai anggota DPRD Pamekasan periode 2009/2014 yang lalu.
Postingan status yang ditulisnya telah disukai 53 akun facebook dan dikomentari sebanyak 69. Menanggapi hal itu, Ketua DPC GMNI Pamekasan, Hasan Basri geram dengan tingkah Faried Tamim H di media sosial. Bahkan ia mengaku telah mendatangi Polres Pamekasan.
“Tadi pagi kami ke polres untuk diskusi dan menanyakan apakah status itu masuk pencemaran nama baik dan atau melanggar Undang-Undang ITE. Jawaban dari Polres keduanya masuk,” kata Hasan Basri Rabu (1/2/2017).
Menurut Hasan Basri, status di Facebook yang menyebutkan GMNI lahir dari rahim PKI itu fitnah dan pencemaran nama baik organisasi. “Yang bersangkutan itu tidak paham historis dan perjalanan GMNI. Lahirnya GMNI itu tidak ada kaitannya dengan PKI. Status itu jelas ada unsur fitah,” terangnya.
Semestinya, kata dia, Faried Tamim H selaku tokoh politik dan mantan anggota DPRD Pamekasan, tidak menulis status yang sensitif. Apa lagi tidak benar.
Saat ini, kader dan Persatuan Alumni (PA) GMNI terus berkoordinasi apakah yang bersangkutan akan dilaporkan ke polisi atau tidak. “Kalau keputusannya sepakat dilaporkan, maka dalam waktu dekat kami akan laporkan,” tandasnya.
Di postingan berikutnya, Faried Tamim menulis “komentar tersebut merupakan guyonan antara saya dengan ponaan saya sebagaimana kebiasaaan sehari-hari. Untuk itu, apabila ada teman-teman GMNI, HMI, dan PMII ada yang tersinggung, saya mohon maaf sebesar-besarnya. Saya tidak bermaksud melecehkan organisasi tertentu, kecuali sekadar berkelakar. Sekali lagi saya mohon maaf dan saya siap menerima semua konsekuensi atas kesalahan yang saya perbuat, apapun bentuknya,” pungkasya.(rhm/shb)