HEADLINEPERISTIWAPOLITIK & PEMERINTAHANTERKINI

Aktivis Kesatuan Aksi Lintas Mahasiswa dan Masyarakat. Nilai Proyek Pembuatan Pagar Anti Maksiat Mubadzir

Pagar Anti Maksiat
Pagar Anti Maksiat

Pamekasan,Maduranesmedia.com – Aktivis Kesatuan Aksi Lintas Mahasiswa dan Masyarakat kabupaten pamekasan, Muhammad Elman menilai pembuatan Pagar anti maksiat yang dibangun mengelilingi taman Arek Lancor Mubadzir. Pagar makasiat yang ada di depan masjid agung Pamekasan yang menghabiskan anggaran sebesar Rp 1,7 Milyar itu sama sekali tidak bermanfaat

Menurutnya, meskipun telah dibanun pagar,  pasangan muda-mudi  yang ada di area taman Arek Lancor ini masih tetap ada, dan seringkali Polisi Pamong Praja Pamekasan menemui mereka berbuat mesum bahkan aktivitas ,muda-muda yang lagi kasmaranitu dilakukan tidak hanya di malam hari saja, akan tetapi juga di siang bolong.

Eman doro sapannya akrapnya Muhammad Elman mengatakan, aksi tersebut dipandang menciderai Kabupaten Pamekasan yang berkomitmen sebagai daerah kota yang  menerapkan Gerakan Pembangunan Masyarakat Islami (Gerbang Salam). “.Agar taman yang menjadi kebanggan masyarakat Pamekasan itu bebas dari praktek maksiat,”  Kata Muhammad Elman, Selasa ( 8/12/2015)

Dia menilai pembangunan pagar itu hanya berorientasi proyek saja. “Seharusnya mental masyarakat yang harus direvolusi agar kemaksiatan tidak terjadi di ruang publik,” jelas Eman Doro

Sementara itu, Kepala Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Tata Ruang Kabupaten Pamekasan, Muharram mengataka, pemkab menganggarkan dana Rp 1,7 miliar untuk membangun pagar antimaksiat itu. Anggaran itu dimulai sejak tahun 2014 lalu. Namun baru tahun ini proyek dikerjakan dan hampir rampung.

Ketua DPRD Pamekasan, Halili menjelaskan, pemagaran Taman Arek Lancor dilakukan karena banyak pengaduan dari masyarakat, tokoh dan ulama bahwa di situ sering dijadikan sebagai tempat maksiat. Bahkan, ada pasangan yang terang-terangan, bercumbu di depan banyak orang. “Setelah pagar selesai dibangun, mudah-mudahan kemaksiatan di Arek Lancor bisa hilang,” kata Halili,

Namun, adik kandung Bupati Pamekasan ini pun berharap, Satpol PP yang menjaga Arek Lancor tidak lalai untuk memantau seluruh aktivitas warga yang ada di taman itu. Pemagaran akan sia-sia jika hanya pagar dibangun kemudian pengawasan dilepas. “Pagar itu kan bisa dilompati. Jadi Pol PP harus tetap waspada. Apalagi sudah CCTV di beberapa titik,” ungkap dia.

Di sisi lain, langkah pemerintah membangun pagar anti maksiat itu menuai kecaman. Sebab, dinilai, pagar bukanlah cara untuk menghapus kemaksiatan. “Yang perlu dilakukan pemerintah bersama tokoh masyarakat dan ulama serta masyarakat lainnya adalah mencegah praktek maksiat itu,” pungkasnya. (rhm/shb)