Asuransi Pertanian Tak Diminati Petani
Bangkalan, Maduranewsmedia.com– Program Asuransi Pertanian yang gagas pemerintah ternyata tidak laku di kabupaten Bangkalan. Pasalnya pada musim tanam Pertama, tak ada petani yang mengikuti asuransi pertanian tersebut. “Teman-teman Penyuluh, Mantri tani dan Petugas hama penyakit (PHP) sudah pro aktif memberikan sosialisasi kepada para petani, namun pada musim tanam pertama tak satupun petani yang mau ikut asuransi pertanian ini,” kata Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan kabupaten Bangkalan melalui Kabid Produksi tanaman Pangan dan Holtikultura Geger Heri Susianto, Selasa (12/04/2016).
Dikatakan Geger Heri Susianto, banyak tidak ikutnya para petani terhadap program asuransi pertanian ini, karena tanaman padi petani pada musim tanam pertama ini bagus semuanya dan tidak ada hama penyakit yang menyerang tanaman padi petani di kabupaten Bangkalan.”Tanaman padi petani pada musim tanam pertama disini tidak ada yang gagal panen bagus semuanya, jadi mereka tidak ikut asuransi pertanian yang kami tawarkan, ” jelas Geger panggilan akrabnya Kabid tanaman Pangan dan Holtikultura ini.
Lebih lanjut Geger menjelaskan, dalam asuransi Pertanian ini, ketika petani ikut asuransi, maka mereka diwajibkan membayar uang iuran asuransi sebesar Rp 36 ribu/hektar/musim. Jika petani mengalami gagal panen, atau tanaman padinya diserang hama, maka petani yang ikut asuransi tersebut bisa mengajukan klaim asuransinya sebesar Rp 6 juta/hektarnya. “Jadi, apabila tanaman padi mengalami kerusakan, oleh faktor alam, kekeringan, kebanjiran, atau organisme penganggu tanaman, maka kerusakan itu bisa di laporkan, Petugas hama penyakit (PHP) penyuluh, mantri tani, diamati, setelah dilaporkan, tim asuransi akan melakukan cek fisik dari tanaman padi yang rusak baru pihak asuransi akan mengeluarkan uang sebesar Rp 6 juta yang diklaim petani,” terangnya
Ditambahkan Geger, asuransi Pertanian ini hanya untuk pertanian jenis padi saja, tidak berlaku untuk tanaman pertanian lainnya seperti jagung, kedelai dan tanaman pertanian lainnya. “Asuransi Pertanian ini hanya untuk tanaman padi saja,” tuturnya.
Hosen salah seorang petani di kecamatan Burneh mengaku tidak tertarik dengan asuransi pertanian ini. Selain kurang efektif, dirinya kuatir akan mengalami kesulitan setalah akan mengajukan klaim asuransinya. “Saya ikut bagi saya asuransi ini kurang begitu penting,” kata Hosen. (hib/shb)