HEADLINEKESEHATANPERISTIWAPOLITIK & PEMERINTAHANTERKINI

Putus Mata Rantai Virus Corona Covid-19, Ketua MUI Bangkalan Dan Wakil Syuri,ah PWNU Jatim Himbau Masyarakat Tidak Mudik

Wakil Rois Syriyah PWNU Jatim, KH Nuruddin A Rahman dan Ketua MUI Bangkalan, KH Syarifuddin Damanhuri

Bangkalan,maduranewsmedia.com– Untuk memutus mata rantai penyebaran virus Corona (covid-19) di kabuaten Bangkalan dan di daerah lain di Indonesia, Ketua Majlis Ulama Indonesia (MUI) kabupaten Bangkalan,  Drs KH Syarifuddin Damanhuri dan   Wakil Rois Syuri’ah PWNU Jatim,  Drs HM Nuruddin A Rahman SH mengimbau agar masyarakat tidak melakukan mudik.  “Kami menghimbau dan mengharap kepada muslimin dan muslimat jangan sampai mudik dari daerah manapun, kalau daerah itu sudah dijangkiti virus Covid-19 dan sudah masuk dalam zona merah, kalau keluar dari dearah itu berarti menularkan virus kepada orang  dan mengakibatkan kesengsaraan kepada orang lain dan itu dilarang oleh agama,” kata Ketua MUI Bangkalan, Drs KH Syarifuddin Damanhuri, Rabu (08/04/2020)

Ketua MUI Bangkalan itu menukil hadis nabi terkait wabah. “Ada suatu hadist nabi yang diriwayatkan oleh Imam Buckhori hadis itu mengatakan, apabila kamu mendengar ada wabah semacam Thoun kalau dulu, maka kamu jangan memasuki ke daerah itu, dan apabila di dearah kamu tedapat suatu wabah (thoun), maka kamu jangan keluar dari derah itu,” jelas Kian Syarif sapaan akrabnya Ketua MUI Bangkalan itu..

Dikatakan Kiai Syarif hadis nabi terkait masalah penyebaran wabah penyakit sudah jelas. “Berangkat dari hadist tersebut, orang tidak boleh memasuki tempat yang sudah ada wabahnya karena itu termasuk memudhorotkan kepada diri sendiri, dan apabila di daerah orang itu sudah terjangkit wabah, maka orang itu dengan  Rosulullah dilarang keluar dari daerah itu berarti takut menularkan virus kepada orang lain. Oleh karena itu hadist dari Rosululloh adalah suatu larangan, dimana suatu larangan itu menunjukkan, bahwa larangan itu adalah suatu pekerjaan yang haram kalau dilakukan,” jelasnya..

Dijelaskan dia, kalau masyarakat memaksakan diri untuk mudik, maka hal itu hukumnya haram. “Dan apabila suatu daerah sudah tejangkiti oleh virus tersebut, maka kaum muslimin dan muslimat berarti memudhorotkan kepada diri sendiri. Dan hukumnya wajib untuk tidak mudik, apalagi larangan mudik itu sudah diputuskan oleh pemerintah. Karena pemerintah yang memutuskan itu, maka apabila memutuskan suatu yang wajib, maka kewajiban itu menjadi lebih kuat lagi, dan apabila memutuskan atau mengharamkan barang sunnah itu menjadi wajib. sebaliknya kalau melarang larangan yang sudah dilarang oleh agama, maka tambah kuat larangan itu, karena Imam dan pemerintah diputuskan melarang, dan apabila melarang, maka hal-hal yang dibolehkan oleh agama, hukumnya menjadi haram,” tuturnya.

Ditambahkan kiai Syarif apabila masyarakat mengikuti hadis nabi dan mengikuti himbauan dari pemerintah untuk tidak mudik, maka akan mendaptkan pahala. “Jika mengindahkan keluhan dari Rosulullah dan mengindahkan keluhan dari pemerintah berarti itu adalah taat kepada Allah, taat dan kepada Raosulloh dan taat kepada pemerintah, hukumnya adalah mengikuti dari pemerintah itu boleh dan mendapatkan pahala yang sangat besar,” katanya..

Sementara itu Wakil Rois Syuri’ah PWNU Jatim,  Drs HM Nuruddin A Rahman SH. Merasa prihatin dengan adanya wabah covid-19 ini. “Rasa keprihatinan yang sangat besar dan kewaspadaan yang sangat tinggi atas pemberian Allah berupa musibah Covid-19 yang melanda dunia termasuk indonesia, yang telah meluluh lantakan semua agenda-agenda penting didunia, termasuk dibidang sosial, di bidang ekonomi dan bindag lain lainnya,” terang Kiai Nuruddin sapaan akrabnya Wakil Rois Syri;ah yang juga Pengasuh Ponpes Al-Hikam Tonjung kecamatan Burneh kabupaten bangkalan ini

Kiai Nuruddin menghimbau agar masyarakat Iktiyar dengan adanya wabah Virus Covid-19 ini. “Saya menghimbau kepada masyarakat Indonesia agar adanya wabah ini terima dengan tabah, menyerahkan diri kepada Allah setelah ikhtiyar. Ikhtiyar kita bagaimana  kita tetap melaksanakan himbauan himbauan pemerintah, baik yang berupa tinggal dirumah, hidup bersih, atau menjaga jarak, termasuk memakai masker. Itu semua untuk meminimalisir menularnya virus Covid-19,” tuturnya.

Wakil Rois Syuri’ah PWNU Jatim kelahiran kabupaten Bangkalan ini juga menghimbau agar masyarakat tidak mudik. “Kami himbau kepada masyarakat agar tidak memanfaatkan mudik pada tahun ini, ini untuk mencegah menularnya virus Covid-19, bagaimana Rasulullah SAW pernah menyarankan, apabila ada penyakit menular disuatu tempat, jangan kamu masuk ke tempat itu, itulah sabda Rosulullah SAW, apabila kalian berada ditempat itu kemudian ada wabah jangan keluar kamu,” katanya.

Jika tidak mudik kata Kiak Nuruddin, usaha-usaha kemanusiaan sudah dilakukan. “Yang kita laksanakan sekarang tinggal tawakal kepada Allah SWT menyerahkan diri kepada Allah dan kita memperbanyak do,a agar semoga wabah virus covid-19 segera di sirnakan dari bumi Indonesia khususnya  dan dari dunia pada umumnya, Kata Ibnu Syina menyatakan suatu kepanikan separuh dari penyakit, ketenangan dan kebahagian separuh dari obat, tetapi sabar bagian awal dari kesembuhan dan kesirnaahan penyakit itu,” pungkas Kiai Nuruddin. (hib/shb).