Tetap Mengais Rejeki Di Tengah Pandemi Covid-19
Bangkalan,maduranewsmedia.com- jam dinding sudah menunjukkan pukul 07.00 WIB, tiba-tiba HP jadul milik Supiyah (62) berdering ada panggilan dari seorang anggota polres Bangkalan yang memerlukan jasanya, perempuan yang sudah 35 tahun warga Kelurahan Pajagan kecamatan kota kabupaten Bangkalan yang berprofesi sebagai tukang pijat langsung bergegas untuk memenuhi panggilan salah satu pasiennya yang telah menjadi langganan tetap. Pandemi Covid-19 tak menjadi halangan bagi perempuan kelahiran desa Le Pelle kabupaten Sampang ini untuk mengais rejeki melalui jasa pijatnya agar supaya asap dapur tetap mengepul.
Bagi wanita dengan 6 orang anak ini menjalani profesi sebagai tukang pijat dimasa pandemi seperti saat ini sangat sulit. pasalnya, resiko terpapar virus asal wuhan itu sangat rentan karena selalu berhubungan dengan orang-orang atau pasien yang di pijatnya. namun dalam menghadapi resiko itu Supiyah yang lebih terkenal dengan panggilan mbok Mif ini menyerahkan kepada Allah Swt dengan tetap menerapkan protokol kesehatan seperti mencuci tangan dan memakai masker. “Masker dan hand sanitezer selalu saya bawa saat mijat,” tutur Mbok Mif sambil sekali kali menyeka keringat di wajahnya.
Pada saat kasus Covid-19 di kabupaten Bangkalan meningkat, dan banyak orang yang meninggal karena terpapar virus Covid-19, Mbok Mif terpaksa berhenti melayani pasien pasiennya, hal itu dilakukan untuk mengantisipasi agar supaya dirinya tidak terpapar virus Covid-19. “Selama hampir 8 bulan saya tidak mijet, banyak pasien yag telpon dan yang datang ke rumah ini saya tolak, saya takut terpapar virus corona, karena tetangga saya banyak yang meninggal pada waktu itu,” kisah wanita yang sudah memiliki 17 orang cucu ini.
Bagi Mbok Mif nyawa dan kesehatannya lebih berharga dari pada harus terpapar virus Covid-19. selama 8 bulan tukang pijet yang telah memijat 17 Kapolres Bangkalan ini hanya berdiam di rumah sampai kasus Covid-19 di kabupaten Bangkalan melandai. “Setelah Covid-19 mulai reda, saya mulai menerima,” tuturnya.
Meskipun kondisi belum begitu normal, namun Mbok Mif telah menjalani aktifiasnya dengan tetap disiplin terhadapprotokol kesehatan. ketika memijat pasien-pasiennya, mbok Mif selalu memakai masker, begitu pasien yang dipijet. “Sebenarnya saya masih takut untuk memijat, namun mau gimana lagi,” kata Mbok Mif lirih.
selama 35 tahun Mbok Mif menjalani profesi sebagai tukang pijat tradisional serta banyak pelanggan mulai dari Kapolres Bangkalan, Kepala Kejaksaan negeri serta anggota Polres Bangkalan memakai jasanya, akan tetapi mobok Mif tidak pernah mematok harga berapa rupaih yang harus diberikan, dia selalu menerima dengan ihlas ongkos jasa pijet yang diberikan oleh para pelanggannya.
Mbok Mif mengharapkan dan berdo,a kepada Allah semoga pandemi Covid-19 ini segera berakhir dan dia bisa melayani para pelanggan yang membutuhkan jasanya. “Saya harap pandemi Covid-19 ini segera berakhir, sehingga saya bisa memijat pasien saya dengan nyaman, tanpa kuatir terpapar virus covid-19,” pungkasnya. (moh amin)