HEADLINEPOLITIK & PEMERINTAHANTERKINI

Menuju Swasembada Kedelai, Gubernur Jatim Lakukan Uji Coba Penanaman Kedelai Dengan Tehnologi Drawn

Gubernur Jatim, KIP bersama PJ Bupati Bangkalan, Arief M Edie saat menuju lahan uji coba penanaman kedelai

Bangkalan,maduranewsmedia.com – Gubernur Jawa Timur, Hj  Khofifah Indar Parawansa (KIP) bersama Badan Ketahanan Pangan RI melakukan uji coba penanaman kedelai di lahan percontohan seluas 3,5 Hektar di dua desa yaitu desa Makam Agung dan desa Dlemer  kecamatan Arosbaya kebupaten Bangkalan. Penanaman kedelai dengan tehnologi baru itu diharapkan bisa mengurangi import kedelai. “Ini new hope, harapan baru, karena selama 25 tahun lahan di dua desa ini adalah lahan tidur, dan setelah diolah selama 5 hari, dan hari ini siap disebar benih kedelai, karena sampai hari ini 99 persen kebutuhan kedelai di Indonesia  masih import, ” kata KIP sapaan akrabnya Gubernur Jatim usai melakukan uji coba penanaman kedelai di desa Dlemer kecamatan Arosbaya, Bangkalan, Rabu (24/01/2024)

Dikatakan KIP, dengan masih import nya kedelai, harga tahu dan tempe selalu mengalami penyesuaian harga yang cukup signifikan. “Harga Tempe kadang kala mengalami penyesuaian harga yang signifikan karena kalau misalnya nilai tukar rupiah melemah, kemudian pembayaran kedelai dengan dollar, sehingga tahu dan tempe juga harganya menjadi tinggi pula, ” jelas KIP

Dijelaskan KIP, dengan adanya uji coba penanaman Kedelai dengan tehnologi Drawn  ini merupakan harapan baru bai produktivitas kedelai.”Hari ini dimulai dari Arosbaya, desa makam agung dan desa Dlemer kecamatan Arosbaya dengan  di support Deputi Badan ketahanan pangan dan Aktion Global, Saya rasa ini sinergitas
yang luas biasa untuk dimulainya harapan baru bagi proses produktivitas lahan tidur. Dan kalau ini sukses, akan kia diaplikasikan ke desa desa lain tidak hanya di bangkalan, akan tetapi desa desa di jawa Timur pada umumnya, ” tuturnya.

Sementara itu, Deputi ketahanan Pangan RI, Andriko Noto Susanto menjelaskan, para petani akan dilibatkan paska panennya. “Keuntungan dengan tehnologi ini, biaya produksi lebih murah dan keuntungan produksi nya lebih banyak. Untuk menekan biaya produksi mau tidak mau kita harus menggunakan tehnologi, sementara tenaga manusianya akan digunakan di hilirnya, ” kata Andriko.

Ditambahkan Andriko, pada awalnya uji coba penanaman kedelai ini 3,5 Hektar. “Demplotnya 3,5 Hektar, Setelah ini kita lanjutkan 250 hektar. Dinas pertanian 1000 hektar Secara keseluruhan untuk menuju swasembada kedelai butuh lahan 600 ribu hektar, ” pungkasnya. (min/shb)